Minggu, 04 September 2011

Sinopsis Prosecutor Princess – Episode 4




Salah satu orang jahat mulai mengeluarkan sebuah pisau. In Woo mengambil sebuah botol alkohol dan mengosongkannya. Ketika pria ‘pembawa pisau’ itu bersiap-siap untuk menikam Se Joon, In Woo melemparkan botol itu tepat ke pusat listrik. Se Joon sadar dan mulai melawan pria jahat itu. Akan tetapi, Se Joon terluka. Listrik di dalam gedung mati dan suasana jadi kacau sebab orang-orang yang ada disana berusaha mengambil sebanyak mungkin uang.

Saat seorang pria jahat mengambil sebuah batu besar untuk dilemparkan ke Se Joon, Hye Ri berpikir cepat dan melepas sepatunya dan melemparnya ke pria itu. Sepatu tepat mengenai kepalanya dan pria itu menjatuhkan batunya. Se Joon memukul pria itu dan menyeret Hye Ri. Akan tetapi, Hye Ri ingin mengambil kembali sepatunya tapi Se Joon malah menggendong Hye Ri lalu mulai berlari. Polisi datang dan Hye Ri meminta Se Joon untuk menurunkannya. Dia melihat darah di tangan Se Joon dan mulai ketakutan. Akan tetapi, Se Joon malah menegurnya karena kecerobohannya – dia bisa saja terlukan dan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Apa ini cara Hye Ri untuk membuktikan kalau dia juga bisa bersikap professional.

Ma Hye Ri menjawab, “Aku melakukannya agar aku bisa hidup!” Dia ingin membuktikan ke orang-orang di sekitarnya kalau dia bisa melakukan sesuatu dan tidak bodoh seperti yang lain pikir. Hye Ri mengeluarkan sapu tangannya dan membalutkannya di luka Se Joon. Dia berkata, “Sunbae, aku menunjukkan padamu – aku sukses!” Se Joon bertanya darimana Hye Ri tahu tentang rumah judi itu. Tapi, Hye Ri sudah berjanji pada In Woo untuk tidak mengatakan apa. Dia menunda menjawab pertanyaan itu dengan menyuruh Se Joon mengambil tape recorder di punggungnya.
Se Joon merasa tidak nyaman dan menolak melakukannya. Hye Ri melakukannya sendiri dan mendapati benda itu sudah rusak. Sekarang polisi tidak bisa melakukan apa-apa. Tidak ada bukti. Hye Ri meratapi kegagalannya dan kuku-nya yang patah. Sementara itu, In Woo hanya melihat dari kejauhan.
Se Joon mengantar Hye Ri pulang meski Hye Ri bersikeras agar mereka ke rumah sakit dulu. Se Joon bertanya apakah orang tuanya akan khawatir karena Hye Ri pulang ke rumah babak belur. Tapi, Hye Ri berkata, “Justru, aku harus pulang dalam keadaan seperti ini!” polisi mungkin bisa melakukan sesuatu tentang masalah tempat judi itu tapi Hye Ri mungkin harus mengundurkan diri karena masalah jadi bertambah besar.

Kedua orang tua Hye Ri shock melihat putrinya pulang dalam keadaan babak belur, khususnya ibu. Ayah Hye Ri bertanya apakah dia sukses dan dia menjawab dengan jujur kalau dia hampir berhasil. Ayah tidak berkata apa-apa lagi. Dia tidak marah, tidak juga senang. Ketika ibu merawat luka Hye Ri, dia terus saja meratapi fakta jika dia tidak akan bebas dari ayah sampai dia menikah. Hye Ri mulai memikirkan Se Joon dan betapa gagah dia menyelamatkannya tadi. Di saat yang sama, Se Joon juga memikirkan kejadian yang tadi ketika seorang perawat menyembuhkan lukanya.

Di rumahnya, Jenny mengoleskan salep ke memar In Woo. Jenny mengatakan pada In Woo jika segalanya berjalan tidak mulus dan dia harus keluar dari permainan ini sekarang. Akan tetapi, In Woo sangat memikirkan fakta bahwa Hye Ri terluka dan merasa kalau semuanya adalah salahnya sebab dia tidak memikirkan keselamatan Hye Ri.
Keesokan paginya, rumah keluarga Ma digegerkan oleh teriakan keras Hye Ri. Lemar pakaian Hye Ri digembok dan dikunci. Ibu bergegas masuk tapi kemudian mengatakan pada anaknya kalau ini adalah tipikal ayahnya yang salalu berbuat sebelum dia berbicara. Ayah ingin Hye Ri menyelesaikan kasus dan harus pergi bekerja. Ibu meminta Hye Ri untuk bertahan. Ibu berkata, “Aku minta maaf karena menjadi ibu seperti ini tapi, hidupku juga ada ditanganmu!”
Di kantor, Pimpinan mengkuliahi Se Joon tentang bagaimana tidak bertanggung jawabnya Hye Ri karena mengirim banyak sekali polisi dan menginvestigasi sebuah kasus sebelum melaporkannya. Se Joon membela Hye Ri dengan berkata kalau dia nerusaha mengumpulkan bukti yang kuat. Se Joon juga telah melakukan penyelidikan tanpa melaporkan terlebih dahulu. Pimpinan terkejut sebab Se Joon ada di pihak Hye Ri. akan tetapi, Se Joon hanya berkata, “Aku merasa bertanggung jawab sebagai mentor-nya!”

Hye Ri tiba di tempat kerja dengan sepatu datar, long dress dan jas panjang. Dia berbalik dan melihat semua teman sekantornya – mereka tidak pakaian yang dikenakan Hye Ri! Ketika Hye Ri meminta maaf pada Pimpinan karena telat, pria itu menolaknya. Tapi, ketika Hye Ri minta maaf karena membuat Se Joon terluka, pimpinan terkejut. Pimpinan melayangkan kepalany ke Se Joon – dia terluka? Kenapa dia tidak bilang? Apa dia bermaksud melindungi Hye Ri? Pimpinan melaporkan kejadian itu pada presiden departemen dan mengatakan tentang perbuatan Hye Ri, yang meski gegabah, membuktikan bila dia ingin menjadi seorang jaksa dan untuk itu dia harus diberi kesempatan. Hye Ri dibebaskan dan harus menulis surat permohonan maaf. Kali ini Se Joon membantunya jadi Hye Ri lebih baik tidak mengacaukannya.
Pimpinan: “Jika kau tidak membayar hutangmu, maka sebagai gantinya Se Joon yang akan membayarnya!”
Hye Ri: “Jaksa macam apa yang melakukan itu? Sebuah kasus bukanlah uang. Jadi bagaimana mungkin Jaksa Yoon membayarnya jika aku tidak memecahkan kasus-nya?”
Pimpinan: “Kami akan memindahkannya ke Dokdo atau kemana saja!”
Hye Ri: “Kantor Kejaksaan sedang dibangun di Dokdo?”
Pimpinan: “Ya, karena orang-orang Jepang tetap bersikeras kalau itu adalah wilayah mereka, jadi kami mencoba membangun satu kantor kejaksaan. Apa kau ingin pergi ke Dokdo juga?”

Hye Ri kemudian menemui Se Joon dan sekarang dia sudah terpikat pada Se Joon. Se Joon memberinya sebuah kasus kekerasan pada anak dan memintanya untuk bekerja dengan baik. Hye Ri berterimakasih lalu bertanya tentang luka Se Joon. Dia berkata kalau lukanya baik-baik saja tapi Hye Ri bersikeras ingin melihatnya sendiri. Bahkan, dia mencoba membuka kancing baju Se Joon untuk melihatnya. Jung Sun masuk pada saat itu. Ada tamu untuk Hye Ri. Jung Sun duduk dan langsung bertanya pada Se Joon kenapa dia mau berbuat banyak untuk Hye Ri – bahkan mau terluka untuknya. Se Joon menolak alasan dia melakukan itu karena Hye Ri mirip dengan istrinya. Wajah mereka memang mirip tapi kepribadian mereka sangat berbeda. Jung Sun senang mendengar ini tapi tetap tidak nyaman.
Hye Ri lari keluar menuju bangku taman untuk bertemu dengan In Woo. In Woo langsung terkesan melihat gaya berpakaian Hye Ri. In Woo bertanya, “Apa kau berhenti memakai sepatu hak tinggi? Kau benar-benar pendek!” Hye Ri memperhatikan In Woo memakai kaca mata. Dia menarik kaca mata itu dan melihat luka di bawah mata In Woo. Hye Ri bertanya apa In Woo terlibat perkelahian? Tapi, In Woo membalik segalanya dan malah menarik kaca mata Hye Ri, yang akhirnya memperlihatkan memar di matanya.
http://meylaniaryanti.files.wordpress.com/2010/06/pp4-00043.png
Hye Ri kemudian mulai bercerita kalau dia sudah mendapatkan kasus. In Woo dengan sembarangan mengembalikan barang-barang Hye Ri yang dia ditinggalkan, termasuk di dalamnya sepatu dan bajunya. Hye Ri melihat sepatunya dan menyadari jika In Woo ada di rumah judi itu juga. Dia bertanya bagaimana In Woo tahu lokasinya berubah. In Woo berkata, “Jika aku tahu, apakah aku akan datang terlambat?” In Woo bersikap cool dan berkata bahwa dia tidak ingin tertangkap berada di situasi seperti itu – jadi dia tidak pernah ada di perkelahian itu. Hye Ri bertanya tentang memar-memar di mata In Woo tapi dia mengelak dengan berpura-pura menelpon.
Di dalam tas Hye Ri, sebuah kotak mulai berdering. Dia membukanya dan menemukan sebuah hand phone. Hye Ri sangat tersentuh tapi dengan gamblang dia berkata bahwa dia tidak ingin mengecoh seseorang – dia tidak ingin In Woo menyukainya. In Woo berkata kalau dirinya tidak bisa melakukan itu dan apakah Se Joon juga menyukainya? Hye Ri terkejut – bagaimana In Woo bisa tahu? In Woo berkata kalau dia punya ‘kekuatan’. Dia juga berkata jika mereka bertemu maka mereka akan bertemu. Di samping itu, Hye Ri berhutang padanya. In Woo bilang pada Hye Ri jika mereka harus tetap menjaga hubungan mereka seperti yang sudah-sudah. Dia kemudian menghadiahkan Hye Ri telur rebus untuk mengobatinya memar di wajahnya. In Woo berjalan pergi dan berkata pada dirinya sendiri, “Yoon Se Joon, kau lebih baik daripada aku!”
http://meylaniaryanti.files.wordpress.com/2010/06/pp4-00045.png

Hye Ri bekerja keras menyelesaikan kasus yang diberikan Se Joon padanya. Dia masuk ke ruangan Se Joon untuk menanyakan beberapa pertanyaan. Tapi Se Joon menyuruhnya menemui Jung Sun saja – dia lebih tahu tentang kekerasan anak-anak. Hye Ri tidak perlu merengus dihadapan Jung Sun tapi dia mau mencatat semua nasehat Jung Sun. Kasus-nya seperti ini: Ibu membawa putrinya yang berusia 7 tahun, Ji Min, les musik pada seorang instruktur terkenal. Suatu hari, toko ibu kebanjiran karena kebocoran saluran air dan tidak bisa menjemput Ji Min tepat waktu. Instrukturnya berkata Ji Min akan baik-baik saja dan dia bermain dengan gadis itu di kantornya. Dia menyentuh Ji Min dan pintu pun tertutup. Minggu berikutnya, Ji Min menolak untuk pergi les sebab dia merasa sakit. Keeseokan harinya, ibu tahu apa yang terjadi waktu dia memandikan anaknya.

Hye Ri memotong kesaksian ibu Ji Min. Apakah ibu tidak memandikan putrinya selama satu minggu penuh? Meski anaknya protes, tidakkah para ibu selalu memandikan anaknya juga? Ibu berkata kalau dia merasa lelah setelah bekerja, dia tidak akan memandikan anaknya. Sebenarnya ini alasan yang lemah banget.
Malam itu, Hye Ri menunjukkan sebuah gambar pada ayahnya, yang mencantumkan nama Hye Ri sebagai Kepala Jaksa dalam sebuah file kasus. Sekarang, bisakah ayah membuka lemari baju Hye Ri? Hanya karena dia mendapatkan sebuah kasus tidak membuat Hye Ri menjadi seorang Jaksa. Tapi, Hye Ri mengungkapkan kalau kasus ini tidak ke kejaksaan, maka pembimbingnya akan dikirim ke daerah pedesaan (Se Joon). Ayah menyerahkan kunci lemari baju pada putrinya tapi dia tetap memebawa kunci mobil dan kartu kredit Hye Ri sampai dia memenangkan kasus yang ditanganinya sekarang.
Keesokan harinya, Kim Min Shik – instruktur musik – datang untuk ditanyai. Hye Ri sangat keras padanya dan bertanya apakah dia pernah menyentuh Ji Min. Kim membuka tangan di pangkuannya dan berkata bahwa dia hanya menepuk pantat Ji Min sebagai tanda pujian. Dia membawa Ji Min ke kantornya yang kedap suara untuk bermain dengannya dan saat muridnya untum kelas jam 5 datang, Kim menyuruh murid itu untuk menunggu bukan karena dia meminta Ji Min untuk bungkam tapi karena muridnya itu datang terlalu awal.
Hye Ri berkata kalau Ji Min menuduhnya tapi Kim Min Shik membela diri dengan berkata kalau ibu Ji Min perlu uang karena itu dia membuat kasus ini. Min Shik sudah memberikan diskon pada ibu dalam pembayaran les anaknya sebab ibu mengeluh tentang kesulitan financial untuk menopang hidup anaknya setela bercerai. Ini baru berita besar buat Ma Hye Ri!

Hye Ri menyergap Se Joon tepat setelah dia keluar dari kamar mandi dan meminta nasehat. Se Joon bilang bahwa dengan pembelaan yang kuat dari terdakwa, Hye Ri harus mendapatkan kesaksian Ji Min dan dia perlu psikolog anak ketika bertemu dengan gadis itu. Hye Ri berkata kalau masa lalu Min Shi bersih – tidak ada tuduha criminal dan istrinya cantik. Dia tidak punya motif untuk memperkosa anak-anak tapi itu tidak membebaskannya. Sama halnya, anak tidak akan berbohong tentang hal seperti itu, benar kan? Ibu juga tidak punya bukti lain. Hye Ri bingung – dia tidak tahu siapa yang benar dan siapa yang salah.
Hye Ri bertemu dengan Ji Min dan ibunya bersama seorang penasehat anak. Meski Hye Ri sangat ramah, Ji Min tetap bersembunyi dibelakang ibunya. Hye Ri membuka buku diary-nya dan mulai membaca kata-kata yang bisa dia gunakan. Dia mulai dengan, “Wah, kau mirip sekali dengan ibumu!” Kemudian Hye Ri menyarankan agar mereka main boneka saja dan berpura-pura kalau boneka itu adalah Ji Min dan instruktur musiknya. Hye Ri mencoba bertanya tentang apa yang terjadi hari itu tapi Ji Min tidak menjawab. Putus asa, Hye Ri menyarankan agar mereka main teka-teki saja. Tapi ini membuat Ji Min takut – dia main teka-teki hari itu dengan Min Shik. Ji Min minta pulang dan Hye Ri malah meminta ibu untuk keluar. Ji Min pun mulai menangis. Jelas sekali kalau cara Hye Ri bertanya menimbulkan trauma!

Di akhir sesi bertanya, penasehat anak mengatakan pada Hye Ri jika anak-anak itu cepat tanggap – kalau Hye Ri ingin mendapatkan jawaban, dia harus mengerti bagaimana anak-anak berpikir dulu. Kembali ke kantor. Hye Ri benar-benar kehabisan ide. Dia mondar mandir di kantor. Dia tidak tahu bagaimana berhubungan dengan anak umur 7 tahun sebab dia tidak kenal satu pun anak berusia segitu. Dan saat dia berumur 7 tahun, hal yang paling suka dia lakukan adalah makan! Hyung Soo mengatakan pada Hye Ri kalau Se Joon punya putri berusia tepat 7 tahun. Ini berita besar buat Hye Ri: Se Joon sudah menikah. Tapi istrinya sudah meninggal.
Se Joon sedang mereview kasus pemukulan ajumma. Dia melihat foto dengan tanda tamparan di pipi korban. Korban itu pun dipanggil. Se Joon mulai bertanya apakah ajumma yang menampar itu menampar sang korban dengan tangan kanan. Ajumma yang menjadi korban berkata iya – karena itu ada bekas di pipi kirinya. Se Joon meminta ajumma untuk menunjukkan dimana bekas ibu jarinya. Ajumma meletakkan tangan kirinya sendiri untuk menunjukkan kalau bentuk tamparan itu sama persis. Gambarnya memang cocok bentuk tangan ibu itu.

Dalam perjalanan pulang, In Woo tiba-tiba menelpon Hye Ri dan bertanya apakah dia perlu bantuan dalam menangani kasusnya. In Woo menduga kalau Hye Ri tidak perlu bantuan tapi sebelum menutup telpon, Hye Ri berkata kalau dia perlu bantuan. In Woo menyarankan untuk berlatih bersikap ramah pada anak-anak dengan putri Se Joon. Lagipula, Hye Ri perlu berbaik-baik pada anak Se Joon sebelum menikahinya. Hye Ri terkejut – sepertinya seluruh dunia sudah tahu jika Se Joon sudah menikah kecuali dirinya. Hye Ri mengakui cara berpikirnya yang kuno – tidak masuk akal kalau dia jatuh cinta pada single father. In Woo tidak merasa ada masalah dengan hal seperti itu tapi Hye Ri berkata kalau cinta seharusnya tidak seperti itu.

Keesokan harinya, polisi menyerahkan surat tuntutan yang harus diproses oleh jaksa dan kebetulan itu untuk Ma Hye Ri. Surat-surat itu terus bertumpuk dan Hye Ri terus mengecap tanpa memedulikannya. Ternyata salah satu surat tuntutan itu adalah kasus yang sedang ditangani In Woo dan ayah dari klien itu meminta bantuan In Woo.
Ketika Hye Ri pulang, Se Joon bergabung dengannya di dalam lift. Dengan canggung Hye Ri bertanya apa yang dilakukan Se Joon pada akhir pekan. Dia berkata kalau dia bermain dengan putrinya. Hye Ri tidak bertanya lagi tapi saat tiba di rumah dia terus memikirkan Se Joon yang ada bersamanya ketika dia mengenakan sepatu keberuntungannya. Dia akhirnya menyimpulkan kalau Se Joon adalah takdirnya dan dengan senang membuat kue bersama ibunya. Mereka mengenang kembali masa-masa ketika mereka membuat kue bersama. Hye Ri berkata kalau tidak apa bila ibunya berhenti sejenak – toh, dia sudah menikah dan tidak perlu menjaga berat badan lagi.
http://meylaniaryanti.files.wordpress.com/2010/06/pp4-00086.png

Pada akhir pekan, Se Joon, Bin dan Jung Sun bermain bersama di taman. Mereka adalah keluarga yang bahagia dan tiba-tiba saja Hye Ri menelpon. Dia bertanya apakah dia boleh mengunjungi Se Joon. Dia sudah ada di depan rumah Se Joon. Se Joon langsung memasang wajah aneh. Dia cepat-cepat pulang. Se Joon meminta Hye Ri untuk tidak berada dekat-dekat rumahnya lagi. Hye Ri meminta maaf dan berkata, “Tidak ada anak-anak di sekitar rumahku. Putrimu 7 tahun dan Ji Min 7 tahun jadi aku bertanya-tanya bagaimana anak usia 7 tahun. Aku akan bertanya padamu… tapi apa yang aku katakan sekarang adalah alasan. Alasanku adalah aku ingin bertemu denganmu. Aku penasaran tentang rumah seperti apa yang kau tinggali. Mungkin kan menyukai seseorang?”

Se Joon terkejut. Hye Ri berkata lagi, “Aku menyukaimu. Tidak bisakah aku berkata begitu?” Se Joon berkata kalau dia tidak bisa. Hye Ri seharusnya berkonsentrasi pada pekerjaan. Lagipula, dia tidak bisa menyukai gadis yang sudah menyusahkannya. Seperti Se Joon tidak serius. Hye Ri pergi tepat ketika Bin dan Jung Sun tiba. Bin tidak melihat Hye Ri tapi dia melihat hadiah dan menarik sebuah kue yang berisi namanya.
Hye Ri menemui ibu Ji Min di toko dan membicarakan masalah biaya diskon biaya les musik. Ibu Ji Min terlihat tidak nyaman pada fakta itu. Berikutnya, Hye Ri tahu dari pimpinan kalau ibu Ji Min ingin mengganti Jaksa. Hye Ri tidak mengerti kenapa dia ingin mengganti Jaksa. Dia lantas menelpon In Woo untuk meminta bantuan. Dengan kecewa, Hye Ri berjalan keluar gedung. Dia bertemu dengan ‘ajumma penyerang’. Ajumma berkata kalau Hye Ri pasti suka sekali tomat makanya dia kurus sekali. Dan di hadapan semua jaksa, Hye Ri disiram dengan tomat hancur oleh ajumma itu. Ajumma marah karena Hye Ri tidak mendengarkan keterangannya meski sekarang dia sudah dibebaskan dari tuduhan. Kerumunan orang terbentuk dan In Woo tiba.

Ajumma itu pergi dan Se Joon turun untuk mendekati Hye Ri. Hanya saja, In Woo mendahuluinya dan memakaikan jas-nya pada Hye Ri lalu menuntunya ke mobil. Jaksa Chae dan Lee bertanya-tanya apakah pria itu pacar Hye Ri dan Jung Sun tentu tidak melewatkan ekspresi Se Joon. Di dalam mobil, In Woo menyerahkan tisu pada Hye Ri untuk membersihkan diri. Hye Ri berusaha untuk tidak menangis tapi In Woo menyuruhnya untuk menangis saja. Dia mulai terisak.
In Woo membawa Hye Ri ke apartemennya agar dia bisa membersihkan diri. Dia meminjamkan Hye Ri pakaian dan saat Hye Ri keluar ternyata pakaian itu tidak cocok. In Woo berkata, “Wow, berat badanmu pasti naik!” Berikutnya Yoon Ah menelpon dan bertanya apakah Hye Ri mengenakan bajunya hari ini. Ternyata video kalau Hye Ri diserang sudah beredar di internet. Dan jika Hye Ri belum kaget, orang yang mengedarkan video itu berusaha membuat Hye Ri kaget sekarang. Hye Ri meledak, menangis – kenapa harus dia yang dipilih? In Woo kaget tapi membiarkan Hye Ri menangis sebelum mengantarnya pulang.

Hye Ri tidak bisa tidur dan sebelum fajar tiba, dia menyewa taksi. Dia pergi ke bandara sambil membawa barang-barangnya. Dia meninggalkan kartu kredit untuk ibunya. Hye Ri minta maaf karena tidak bisa menjadi Jaksa. Tidak peduli apapun yang dia lakukan, semuanya tidak berhasil. Dia akan bersembunyi selama 3 bulan dan tidak ingin ayahnya tahu. Atau lebih baik ibu bilang pada ayah kalau Hye Ri pergi untuk bunuh diri. Setelah membeli tiket, Hye Ri pergi ke gerbang keberangkatan. Tapi In Woo menarik tangannya dan mengatakan kalau dia tidak diijinkan pergi kemana-mana.

Sinopsis Prosecutor Princess – Episode 3


Sebelum sampai di kantor polisi, Hye Ri dan Yoo Na mendiskusikan situasi mereka yang sulit serta bagaimana mereka akan membuat kejadian ini dibawah kendali. Hye Ri adalah seorang jaksa dan mendapat tuduhan seperti ini akan menghancurkan karir dan reputasinya. Yang paling buruk, karena dia adalah petugas hukum, dia tahu bila dia harus membayar untuk pembelaan ini.

Setelah menerima sms dari In Woo, Yoo Na menyarankan untuk menelponnya saja. Dengan begitu mereka dapat menyelesaikan seluruh kesalahpahaman ini tanpa diketahui ayah Hye Ri. Hye Ri langsung ingat bagaimana dia menendang kaki In Woo dan betapa kejamnya dia karena masalah ‘tidak hadir di seminar’ itu. Jadi dia tidak bisa melakukan itu. Yoo Na menasehati Hye Ri kalau dia bisa saja sekarang kehilangan kehormatan dihadapan seseorang yang tidak punya kehoramatan.

Hye Ri setuju tapi enggan. In Woo berkata dia tidak ingin mengambil kasus atau uang Hye Ri dan mengancam akan menutup telpon bila Hye Ri tidak menjelaskan apa yang sedang terjadi. Hye Ri menjelaskan semua kekacauan ini tapi dengan cara yang aneh dan In Woo memarahinya karena Hye Ri bahkan tidak tahu apa yang dia bicarakan. Tanpa pengacara, Hye Ri harus menghadapi investigasi penyidik, yang cenderung lebih percaya pada kedua pria yang bersama Hye Ri di klub ketimbang dirinya. Kedua pria itu mengambil keuntungan dengan mengatakan kalau Hye Ri dan temannya menawarkan uang untuk bisa bersenang-senang semalam bareng mereka.

Hye Ri tidak mengerti kenapa kedua pria ini berbohong dan mencoba menyadarkan mereka, “Tidakkah kalian tahu berbohong dan memberikan kesaksian yang salah adalah kejahatan besar?” Mereka tetap mengaku sebagai korban yang tidak bersalah sama sekali. Mereka tidak akan mengubah kesaksian mereka. Berikutnya, In Woo muncul. Dia berteriak terkejut. In Woo: “Sayang! Apa yang terjadi? Apa kau baik-baik saja? Apa kau terluka? Oh, aku membawamu ke klub berharap agar kau dan Yoo Na bersenang-senang untuk pertama kalinya setelah waktu yang cukup lama! Apa ini? Pemerkosaan? Siapa penipu itu? Kedua orang ini?”

Ketika In Woo memeprkenalkan dirinya sebagai tunangan Hye Ri, dia langsung bangkit untuk protes, tapi In Woo membuatnya duduk lagi. Dia lalu berbicara dengan kedua penipu itu. Hanya dengan mengamati pakaian mereka serta mendengarkan argument mereka, In Woo berhasil membuat kedua orang itu tersandung. In Woo memnunjuk kaus mereka yang merupakan kaus bermerk dan bertanya siapa yang membelikan dan kapan. Kedua penipu itu bingung, dan In Woo menjelaskan kenapa dia menjadi tajam begini. In Woo: “Aku mendengar kalian lari dari rumah Maret lalu. Jadi aku bertanya-tanya kapan orang tua kalian membelikan kaus-kaus ini untuk kalian. Apa kalian kabur dari rumah untuk menipu noona? Kalian ditangkap Desember lalu saat sedang mencari noona di internet, kan?”
Hye Ri dibebaskan, dan In Woo berkata kalau Hye Ri buta sebab tidak melihat jika pria-pria itu masih muda. Tapi Hye Ri mengkhawatirkan sesuatu yang lebih penting – bagaimana bila kejadian ini tersebar di kantor jaksa? In Woo memintanya untuk tidak khawatir dan berjanji dia tidak akan mengatakan sepatah katapun. Dia lalu menawarkan diri untuk mengantar Hye Ri pulang. Dia melihat keadaan Hye Ri yang menyedihkan dan bahwa Hye Ri akan minum dengan perut kosong. Akan tetapi, In Woo terlalu optimis sebab kejadian itu tidak hanya menyebar di kantor jaksa tapi di seluruh Korea! Kencan buta Hye Ri dibatalkan. Semua temannya membencinya dan dia dianggap mencemarkan nama baik jaksa.

Hye Ri menolak untuk pergi bekerja dan mempertimbangkan untuk berhenti. Dia merasa sangat kacau dan tidak bisa menghadapi orang-orang jahat dikantor. Dia bahkan tidak sadar kalau nama dan foto-fotonya telah beredar di internet. Ayah Hye Ri telah menyelidiki apa yang dilakukan putrinya di kantor dan menemukan kalau dia diremehkan. Hye Ri tidak mandiri tapi diabaikan. Dia sudah dua kali melakukan kesalahan. Flashback: Hye Ri dulu adalah mahasiswa jurusan design dan seorang model juga. Ayah dan ibu datang ke acara fashion show Hye Ri tapi dia dituduh menjiplak rancangan Vera Wang. Sebagai model, Hye Ri juga tidak berbakat. Dia berjalan dengan tidak benar dan bersembunyi dibalik buket bunganya. Bahkan dia terjatuh beberapa kali. Ayah yang melihat ini langsung menarik rambut Hye Ri, membakar semua pakaiannya, kartu, dan membuat Hye Ri akhirnya mengejar karir sebagai jaksa.

Kembali ke masa kini. Ayah berkata kalau Hye Ri gagal menjadi jaksa dalam dua minggu, dia akan membuat Hye Ri hidup sendiri. Ayah: “Pepatah ‘ orang tua mencintai anaknya tanpa syarat’ adalah pepatah yang paling aku benci. Itu membuatku muak. Pepatah itu tidak ada di dunia nyata. Apa yang gratis? Aku membiarkanmu menghabiskan uang sebanyak yang kau mau. Sekarang giliranmu melakukan apa yang aku ingin kau lakukan. Mengapa aku harus mengalah?” Ayah juga berkata kalau dia sudah membelikan apapun seumur hidup Hye Ri. Hye Ri tidak punya pilihan. Dia harus pergi bekerja dan menuruti semua kemauan ayahnya. Dan ibu hanya menyuruh Hye Ri untuk menuruti apa kata ayah!

Sekali lagi, semua kartu Hye Ri disita. Bahkan kunci mobilnya dan dia hanya mendapat 5000 won! Dia juga harus naik bus. Meski begitu, Hye Ri tidak lupa bila dia adalah seorang wanita terhormat dan tetap berdandan di dalam bus. Apa yang paling Hye Ri takutkan terjadi. Reputasinya telah benar-benar dirusak dan semua orang tahu tentang skandal-nya. Tidak ada orang yang ingin menyembunyikan hal itu. Bos Hye Ri memainkan permainan paling kejam. Dia tidak membentak Hye Ri, tidak memarahinya, dan tidak mencoba membunuhnya. Dia hanya mengatakan kalau tidak ada kasus buat Hye Ri untuk diselesaikan.

Hye Ri kalah jadi dia mengunjungi semua teman sekantornya. Mereka tidak menghiraukan Hye Rid an berpura-pura buta. Akhirnya, Hye Ri bertemu dengan Jaksa Yoon, yang memberitahu Hye Ri untuk berhenti bila dia tidak suka pekerjaannya. Hye Ri: “Kenapa kau begitu membenciku. Kau sudah mengenalku, kau melihatku di resor ski.” Se Joon: “Bagaimana aku bisa lupa?” Hye Ri: “Lalu, kenapa kau bersikap seolah-olah kau tidak mengenalku? Jika kau bersikap sepertinya kau tidak mengebalku, seharusnya kau seperti itu hingga akhir… Kenapa kau menceritakan pada semua orang tentangku?” Asisten Jaksa Yoon masuk dan mengatakan yang sebenarnya: dia yang menyebar berita itu. Se Joon keluar tanpa berkata apa-apa. Asisten itu lalu bercerita tentang Kim Don Suk dan Se Joon yang tidak mampu menangkapnya. Sekarang Hye Ri tahu kenapa Se Joon membencinya.
In Woo menemui reporter yang membuntuti Hye Ri. Dia memerintahkan reporter itu untuk tidak mengeluarkan cerita tentang Hye Ri. Jurnalis itu curiga – kenapa? Apa In Woo melakukan ini untuk menyelamatkannya? Berpura-pura menjadi tunangannya? Tapi In Woo tidak bisa digertak. Dia tahu latar belakang jurnalis ini: salah satu artikelnya membuat seseorang bunuh diri. Sang jurnalis menulis tentang rekaman skandal seks Jin Young Ra. Dia menerima uang dari musuh Jin Young Ra.

In Woo menemui Hye Ri yang sekarang tidak lagi bersikap jutek. Dia memberitahu Hye Ri kalau dia telah memastikan bahwa artikel tentang dirinya akan segera ditarik. Hye Ri: “Lalu bagaimana kau mengenal orang itu? Apa kau menemuinya? Apa kau yang membuat artikel itu ditarik?” In Woo: “Apa yang seharusnya aku lakukan? Apa lagi yang bisa aku lakukan? Kalau tidak, aku akan disalahkan lagi!” In Woo lalu menertawakan ancaman ayah Hye Ri serta cara Hye Ri yang mau menerima ancaman itu. Hye Ri berkata kalau ancaman itu bukan kata-kata kosong. Dia akan diasingkang jika tidak memecahkan satu kasus. Jika dia ingin sukses dan mendapatkan hak atas pakaiannya, dia harus memecahkan sebuah kasus atau melakukan penyelidikan sendiri (In Woo terihat curiga!).
Hye Ri ingin menangani pemesanan makan siang, tapi sekali lagi dia diperingatkan untuk tidak perlu melakukan itu. Semua temannya pergi ke restoran Korea tanpa mengajaknya juga. Mereka pasti berpikir bila Hye Ri bakal pergi ke resto mahal. Hye Ri sangat kelaparan jadi dia pun mulai makan dari kotak makan siangnya yang hanya berisi sayuran. Dia mencoba meyakinkan dirinya pada kebahagiaannya tapi gagal. Dia akhirnya mengganyang habis kue dan permen. Tidak puas dengan hal itu, dia pergi ke restoran Korea untuk makan sepuasnya. Sayangnya, restoran yang dipilih Hye Ri sama dengan yang dipilih teman-teman kantornya. Dan Hye Ri mendengar mereka membicarakan dirinya.

Ji Won: “Ma Hye Ri melakukan itu?”
Min Suk: “Dia mungkin di kantornya sekarang. Makan tomat!”
Ji Won: “Dia akan berhenti, benar kan?”
Min Suk: “Bagaimana kalau bertaruh?”
Se Joon: “Apa untungnya bertaruh pada seseorang yang bakal berhenti juga?”
Jung Sun: “Apa Jaksa Ma bilang dia akan berhenti?”
Se Joon: “Bagaimana dia akan bertahan, ketika dia tidak mempunyai kemampuan dan usaha? Khususnya di lingkungan seperti ini.”
Pimpinan: “Benar. Karena kau adalah pembimbingnya, kau pasti tidak merasa enak dengan hal ini.”
Min Suk: “Apa yang kau bicarakan? Jaksa Yoon adalah orang pertama yang mengusirnya!”
Jung Sun: “Dia tidak mengusir Hye Ri, dia hanya tidak bisa menanganinya. Jujur saja, siapa sih yang bisa menangani Hye Ri?!”
Ji Won: “Seseorang tanpa rasa tanggung jawab dan bakat. Aku pasti tidak suka menangani orang seperti dia.”
Pimpinan: “Ah, itu aneh. Dia tidak bisa melakukan pekerjaannya dengan baik, bahkan tidak bisa mengusahakan yang terbaik tapi masih ingin terlihat professional. Aku tidak mengerti dia!”
Min Suk: “Biasanya, kau menyebut orang seperti itu gila.”
Pada saat inilah, isakan Hye Ri terdengar keras dan mereka akhirnya menyadari keberadaannya. Membicarakan orang lain jelas salah. Mereka semua bahkan bisa-bisanya terlihat menyesal! Hye Ri menenangkan diri dan mengahadapi Jaksa Yoon. Dia menyuruh Se Joon untuk bersiap-siap. Untuk menunggu dan melihat. Sebab dia akan menendang pantat Se Joon dan menjadi lebih baik darinya (go girl!). Hye Ri akan menyingkirkan wajah mengerikan Se Joon dan membuatnya menyesal sebab sudah berani menyingkirkannya. Hye Ri mengatakan pada Se Joon kalau dia akan membuktikan jika dia mampu melakukannya. Dia bisa bersikap professional.

Sementara itu, In Woo dan Jenny sedang membicarakan Hye Ri. In Woo bertanya apakah Hye Ri cocok di posisi Jaksa. Tapi, Jenny menolak memberikan pendapatnya. In Woo berkata dia tidak peduli, pendapatnyalah yang penting. Ketika malam tiba, barulah kita tahu kenapa In Woo terobsesi pada Hye Ri. In Woo sedang berdiri di depan rumah Hye Ri dan flashback: ketika mereka masih kecil, Hye Ri memberikan In Woo muffin yang sangat lezat. In Woo miskin? Mungkin saja. Hye Ri berkata kalau dia seharusnya tidak kelaparan, dia bisa mati.
Kemudian Hye Ri sampai dan In Woo tidak bisa mengubah wajah melankolisnya dan Hye Ri bisa merasakannya tapi menyalahartikannya. Hye Ri berkata jika dia membuatnya ketakutan dengan wajah seperti itu. In Woo tidak merespon tuduhan ini dan malah bertanya kenapa Hye Ri menangis. Hye Ri diam saja dan akhirnya, In Woo menawarkan sebuah kasus untuk ditangani Hye Ri. Dia setuju dan mereka pun merencanakan pertemuan di kantor In Woo besok. Tapi In Woo sama sekali tidak mengatakan apa-apa tentang kasus ini. Hye Ri berpikir kalau In Woo menyukainya – kenapa pula In Woo mengikutinya kemana-mana? Dia merasa bangga pada hal itu.

Lalu, siapa sih gadis yang dirawat oleh Jung Sun? Ternyata dia adalah putri Jaksa Yoon. Dia bukan ayah yang penuh perhatian dan gadis itu berhasil membuatnya tersenyum. Mereka sedang makan bersama dan gadis itu ingin memanggil Jung Sun. Akan tetapi, Se Joon menolaknya. Di sisi lain, In Woo sedang menjelaskan rencananya pada Hye Ri. Dia sedang menyelidiki beberapa tempat judi illegal dan Hye Ri harus menyamar kesana dan menggrebeknya. In Woo mengajarkan caranya pada Hye Ri. Karena Hye Ri punya daya ingat yang luar biasa, dia mampu mengingat penjelasan In Woo.

Hye Ri masih harus belajar bagaimana menjadi ajumma yang sebenarnya. Dia dan In Woo pergi ke tempat permandian umum. Hye Ri memperhatikan ibu-ibu yang ada disana. Mereka berteriak, mereka bergerak dengan kasar, mereka menggoyangkan tangan, mereka menggaruk kaki, mereka tertawa keras-keras dan Hye Ri hanya mengikuti apa yang dilakukan para ajumma itu. In Woo senang melihat ini. Ketika sesi latihan berakhir, mereka membeli alat-alat yang berhubungan dengan kegiatan mata-mata. Masalahnya, Hye Ri tidak ingin memakai telpon dengan feature keamanan dan Hye Ri hanya meminta yang basic, yang hanya menerima feedback.
Hye Ri didandani dan dikirim ke tempat judi itu dengan seorang pengawal hanya untuk mengobservasi. Di kantornya, Hye Ri menguyah permen karet sambil membaca sebuah file kasus. Dia bertingkah seperti seorang ajumma. Berikutnya, Hye Ri pun dikirim ke lapangan. Perlengkapannya telah dipasang oleh Jenny dan Hye Ri pun mengenakan sepatu Gioberni-nya. Hye Ri percaya kalau sepatunya akan membawa keberuntungan. In Woo berkata kalau keberuntungan dibawa oleh seseorang dan memberikan sebuah bros padanya. Tapi, keberuntungan itu bakal dihapus oleh asisten Hye Ri: pria ini diminta oleh Jaksa Yoon untuk menemaninya dalam penyelidikan kasus Kim Don Suk. Dan dia pergi tanpa memberitahu Hye Ri.

Hye Ri seharusnya tidak memakai sepatunya yang itu. Pria menakutkan memandangi Hye Ri. Dia memutuskan untuk berjalan pergi. Sekarang lebih banyak lagi pria mengerikan yang memandangi Hye Ri dan tragedi pun tidak bisa dihindari. Hye Ri berusaha pergi dengan alasan ingin ke kamar mandi. Akan tetapi, kamar mandinya tidak punya ruangan. Itu tempat antah berantah! Hye Ri lalu mengirim sms pada Penyidik Cha. Tapi, cahaya hp-nya membuat Hye Ri kesulitan mengirim sms. Pria mengerikan itu mendekati Hye Ri dan menanyakan pertanyaan. Dia melihat alat mata-mata di punggung Hye Ri ketika dia terjatuh dan pengejaran pun dimulai.
Cha menerima sms Hye Ri dan pesannya sangat aneh. Pesan itu berisi tentang makanan di lemari es! Cha menelpon Se Joon, yang sedang menunggu berita tentang Kim Don Suk di kantor, dan menyuruhnya untuk memeriksa kulkas. Se Joon menemukan GPS dan sebuah surat yang ditulis oleh Hye Ri: “Penyidik Cha, jika anda membaca surat ini, artinya Jaksa Ma sudah berhasil membuat video bukti tentang adanya rumah judi illegal. Tolong, datanglah ke tempatku bersama polisi. Aku membawa transmitter GPS jadi ikuti saja peta-nya. Ada sekitar 40 atau 50 penjudi dan 11 orang lari dari tempat ini, jadi pastikan anda membawa cukup orang untuk menangkap orang-orang ini.”
Hye Ri telah sukses melakukan penyelidikan. Tapi In Woo tidak akan berkesempatan menyelamatkan Hye Ri. Dia tidak tahu dimana Hye Ri berada. Untung bagi Se Joon karena ada GPS dan mampu menemukan keberadaan Hye Ri.

Hye Ri ditanyai tapi dia tidak menjawab apa-apa. In Woo dan Se Joon sedang dalam perjanan mencari Hye Ri… dan kemudian dia melihatnya. Penyelamatnya datang: Se Joon! Hye Ri bingung kenapa Se Joon datang sendiri dan bertanya dengan keras dimana para polisi?

Beberapa menit kemudian, In Woo tiba. Dia melihat Hye Ri sedang dipeluk oleh Se Joon! Oh ho…

Sinopsis Prosecutor Princess – Episode 2


Hye Ri berteriak melihat kedatangan In Woo. Meski Se Joon protes atas sikap Hye Ri itu, dia tetap meyeret In Woo keluar kantor untuk berbicara padanya. Hye Ri hanya ingin memisahkan urusan pribadi dan kantor. Akan tetapi, In Woo datang ke kantor Hye Ri bukan untuk menagih hutang, melainkan sebagai pengacara dari pria yang Hye Ri penjarakan.

Hye Ri bersembunyi di luar, di dekat pilar untuk menunggu In Woo. Pria ini datang dengan diam-diam dan langsung menagih hutang Hye Ri. Hye Ri dengan cepat membela diri dan mengatakan kalau dia akan membayar In Woo segera. In Woo menyerang dengan mengatakan, “Apa kau lintah darat? Apa kau ini mata duitan? Apa kau selalu membawa puluhan ribu dollar bersamamu? Atau apa kau ingin membayarku dengan kartu kredit?” In Woo berkata kalau dia ingin uangnya tunai. Hye Ri berjanji kalau dia akan memberikan uangnya besok saat makan siang.

Di kantor, asisten Se Joon bercerita jika In Woo adalah pengacara top yang selalu memenangkan kasusnya. Akan tetapi, dia hanya memilih kasus yang dia sukai tanpa menghiraukan uang. Ketika Hye Ri kembali, Se Joon menyerahkan file sebuah kasus baru tentang ibu-ibu yang sedang bertengkar dan mengatakan padanya kalau Hye Ri sebaiknya memikirkan ulang tentang keputusannya terhadap kasus perampokan.
In Woo kembali ke kantornya, dimana dia bertemu dengan Jenny Ahn, yang juga seorang pengacara sama seperti In Woo. Ketimbang bertanya bagaimana dia meyakinkan Se Joon untuk mengubah keputusannya, Jenny malah bertanya bagaimana pertemuan In Woo dengan Hye Ri.
Jenny: Bagaimana perasaanmu setelah bertemu dengan Hye Ri secara langsung?
In Woo: Aku bertemu dengan wanita yang seharusnya dulu aku temui.
Jenny: Lalu semuanya akan dimulai sekarang. Bekerjalah dengan baik.

Hye Ri tetaplah Hye Ri. Tepat jam 6 dia berkemas-kemas dan pergi. Se Joon bertanya apakah dia tidak punya rencana untuk kerja lembur. Hye Ri menjawab tidak – kenapa dia harus kerja lembur padahal dia hanya pegawai negeri yang tidak akan dibayar bila kerja lembur. Se Joon berkomentar, “Apa kau pikir jaksa yang lain mau kerja lembur karena tidak bisa mengatakan hal itu? Atau mereka tidak berpikir kesana?” Hye Ri hanya berkata kalau jaksa yang lain kerja lembur karena kasus yang banyak maka pemerintah harus menyewa lebih banyak jaksa.

Sementara Hye Ri melepaskan jenuhnya dengan sahabatnya Yoon Ah di kelas yoga, Se Joon dan Jung Sun kerja lembur sambil makan jjajangmyun. Mereka saling bertanya apa yang harus dilakukan pada Hye Ri – keluhan banyak muncul karena sikapnya. Setelah pimpinan pergi, Jung Sun meminta Se Joon untuk bicara pada Hye Ri serta menyerahkan semuanya padanya. Tapi Se Joon berkomentar kalau Hye Ri tidak akan berubah hanya dengan cara itu.
Keesokan harinya, Hye Ri pergi untuk bertemu dengan In Woo di restoran yang sudah ditentukan sambil membawa uangnya. Dia menyerahkan uangnya, sekitar 1000 won dan meminta In Woo menghitung uang itu dihadapannya. In Woo setuju. Hye Ri tidak akan puas hanya melihat In Woo menghitung uang. Dia bertanya, bagaimana In Woo bisa tahu – apakah dia mengikutinya? Tentu saja In Woo tidak akan melakukan hal itu. Dia mengatakan kalau dia Hye Ri maka dia akan melakukan hal yang sama – kecuali membawa uang recehan.

Mereka ada acara makan siang kenegaraan dan In Woo bertanya kenapa Hye Ri tidak pergi ke seminarnya. Hye Ri terkejut karena In Woo tahu hal itu dan memintanya untuk menjaga rahasia itu. Seminar itu adalah hal penting. Setiap jaksa yang baru lulus harus hadir disana agar tahu aturan pekerjaan mereka. Hye Ri bahkan menawari In Woo uang agar tetap tutup mulut. In Woo hanya tertawa.
Setelah selesai makan, In Woo berkata kalau dia tahu bila mereka akan bertemu lagi. Hye Ri tidak peduli dan menyebut In Woo pria dangkal lalu pergi. Ketika Hye Ri sampai di kantor, Se Joon baru saja pergi untuk memberikan kuliah. Dia menemukan file kasus yang sedang dikerjakannya di meja kerjanya dan sebuah file tentang kasus selebritis dimana seorang seleb menuntut seleb lainnya dan semua ini dimulai dengan kisah cinta segitiga. Hye Ri tentu sangat tertarik. Tapi, ibu-ibu yang kasusnya ditangani Hye Ri tiba.

Mereka mempunyai cerita yang berbeda tentang siapa yang bersalah, tapi Hye Ri hanya peduli pada bukti bukan pengakuan ibu-ibu itu. Jelas kalau korban itu berbohong, Hye Ri berkata kalau tamparan itu adalah buktinya dan menyalahkan ibu yang dianggap sebagai korban. Ibu yang dituduh itu menolak tuduhan. Jadi Hye Ri permisi untuk menggunakan kamar mandi padahal sebenarnya dia hanya ingin membaca kasus selebritis itu. Di dalam kamar mandi, dia mendengar kalau karyawan lain mengejeknya. Hye Ri berhenti membaca kasus itu dan mengahadapi rekan kerjanya. Mereka pasti iri sebab dia lebih cantik daripada siapapun di kantor ini.
Se Joon kembali dan tidak bisa menemukan file kasus selebriti itu. Hye Ri bertingkah aneh dan pencarian besar-besaran pun dilakukan untuk menemukan berkas itu. Sementara itu, pegawai yang lain berkumpul di depan pintu untuk menyaksikan Hye Ri yang membuat kesalahan besar pertamanya. Untungnya, Jung Sun lewat di depan lift dan melihat salah satu ajumma membaca sebuah kertas yang terlihat seperti file kasus.

Se Joon menegur Hye Ri secara pribadi. Apa Hye Ri tidak mendapat pelajaran keamanan selama seminar? Dia meminta Hye Ri untuk berhati-hati – oke, Hye Ri mungkin tidak peduli pada orang lain atau menikmati pertemanan dengan jaksa senior, atau kerja lembur, tapi Hye Ri harus hati-hati karena perbuatannya bisa mengahancurkan atau menyelamatkan hidup seseorang. Hye Ri berkata dia merasa dia sudah bersikap berdasarkan standarnya. Se Joon tahu dia tidak bisa memaksa dan pergi.
Se Joon mengantar Jung Sun pulang ke rumah. Ibunya memperingatkan Jung Sun karena selalu datang terlambat dan seorang anak bernama Bin, mengatakan padanya agar dia mulai menjaga dirinya sendiri atau dia tidak akan pernah menikah. Ibu masuk ke kamar Jung Sun dan menjelaskan apa yang dimaksud Bin – Jung Sun akan terus bertambah tua dan tawaran untuk kencan buta sudah berhenti. Jung Sun sebenarnya punya pria yang disukainya, hanya saja pria itu tidak menyadarainya. Sementara itu, Se Joon sedang duduk di kamarnya sambil memandangi foto istrinya yang sudah meninggal. Dia mirip sekali dengan Hye Ri.
Meski Se Joon sudah menegurnya, Hye Ri tetap saja pulang pada jam 6, lalu bersenang-senang entah itu shoping atau ke spa bareng teman-temannya. Di pihak lain, jaksa yang lain bunuh diri dengan pekerjaan yang menumpuk. Mereka harus melakukan sesuatu dan Se Joon meminta agar mereka menemukan jaksa terlatih lainnya untuk Hye Ri. Seorang asisten langsung mengirim email ke Jung Sun, Jaksa Lee Min Suk dan Chae Ji Won. Mereka mengerti betapa mengerikannya hal itu dan menolaknya.
Buruknya, Hye Ri mengajak mereka semua makan di sebuah restoran yang super duper mahal. Tak ada yang bisa menerima hal itu – sebab mereka hanya pegawai pemerintah. Menurut Hye Ri, ini adalah ide bagus – mereka bisa datang kesini dua kali seminggu. Mereka hanya perlu mengeluarkan biaya tambahan sebesar 200-300 dolar per bulan untuk makan siang ini. Mereka semua menolak jadi Hye Ri dengan baik hati menawari untuk membayarnya.

Jung Sun berbicara pada Hye Ri. Bagaimana mungkin dia menawarkan hal semahal itu? Saat Jung Sun makan siang, dia tidak pernah menghabiskan lebih dari 10 dolar. Hye Ri tidak setuju – seleranya tidak sama dengan orang lain dan tidak adil bila dia memaksakan dirinya makan makanan seperti itu. Jung Sun berkata kalau acara makan siang adalah kesempatan bagi semua orang untuk mengenal lebih dekat dan meminta nasehat – tidak ada hubungannya dengan makanan.
Asisten Se Joon akhirnya mengatahui apa yang mengganggu dari Hye Ri. Dia melihat kalung Hye Ri dan ingat kalau dia adalah wanita yang menghalangi Se Joon untuk menangkap penjahat Kim Dong Suk. Asisten itu membisikkan ini ke orang lain dan berita itu pun menyebar dengan cepat. Semua orang tahu kalau Hye Ri tidak datang ke acara seminar dan malah datang ke acara lelang. Berita ini akhirnya sampai ke telinga pimpinan dan dia sangat marah.
Solusinya: Hye Rin mendapat kantor baru dengan kasusnya sendiri. Dia sangat senang mendengar promosi ini. Sementara itu, asisten Jung Sun dan Min Suk lebih baik mati daripada mendapatkan hal ini. Ketika Hye Ri memberitahu keluarganya tentang hal ini, ayah gembira untuk kesuksesan putrinya dan ibu berkata bila Hye Ri menikah dengan teman kencan butanya yang merupakan orang politik maka keluarga mereka akan menjadi keluarga yang sempurna secara politk, sosial dan financial! Tapi saat di kamar Hye Ri, ibu menarik kembali ucapannya dan berkata kalau sebaiknya dia merasakan cinta sejati dulu. Hye Ri berkata kalau cinta sejati tidak ada – yang ada, orang hanya harus mencintai dirinya sendiri.
Hye Ri pindah ke kantor barunya dengan segala hal yang bertema bunga. Jenny datang untuk memberitahu In Woo hal ini. In Woo terkejut dan tidak dapat mempercayainya. Sementara jaksa yang lain mendapatkan kasus yang banyak, Hye Ri hanya mendapat beberapa dan kasus ini adalah kasus yang gampang. Jelas kalau mereka tidak percaya pada kemampuan Hye Ri. Akan tetapi, Hye Ri berpikir kalau mereka membantu meringankan pekerjaannya. Di kantornya, Hye Ri praktis tidak melakukan apa-apa.

In Woo mengunjungi Hye Ri sambil membawa bunga untuk mengucapka selamat padanya. In Woo bertanya apakah dia telah menjadi jaksa yang baik. Hye Ri bertanya-tanya apakah In Woo tertarik padanya. In Woo mengiyakan – tapi bukan dalam cara yang seperti itu. Dia hanya berkata kalau Hye Ri akan membutuhkannya segera. Hye Ri tidak bodoh. Dia menyadari kalau aneh bila dia tidak melakukan apa-apa di kantornya. Dia bersembunyi di kamar mandi untuk mendengarkan berita terbaru. Hye Ri akhirnya tahu kalau semua orang sudah tahu kalau dia menghilang saat acara seminar. Dan semua orang tidak percaya kalau Hye Ri begitu bodoh untuk tahu kalau para senior dan pimpinan sudah menyerah berurusan dengannya.
Hye Ri membuang bunga pemberian In Woo lalu pergi ke kantornya. Berani-beraninya In Woo memberitahu semua orang kalau dia tidak menghadiri acara seminar. In Woo bersikeras kalau dia tidak pernah memberitahu siapapun tapi Hye Ri tidak percaya. Hye Ri akan menuntut In Woo karena sudah menyebar fitnah. Dia lalu keluar tapi In Woo mengejarnya. Ini bukan salahnya – dia menyuruh Hye Ri untuk memperbaiki sikapnya yang semborono dulu. Hye Ri berkata kalau In Woo mengahncurkan statusnya, dia akan kembali dan membunuhnya.
Hye Ri pergi menemui pmpinan dan meminta kasus yang pantas. Dia minta maaf karena sudah melewatkan acara seminar, hanya itu. Pimpinan langsung berkata kalau Hye Ri sudah banyak membuat masalah dan dia tidak menyadari hal itu. Dia tidak punya rasa tanggung jawab dan sudah ditolak oleh semua departemen. Hye Ri meninggalkan kantor dengan terguncang. Dia berpura-pura kalau pimpinan pasti sudah gila. Akan tetapi, jaksa yang lain tahu yang lebih baik.

Hye Ri pergi ke klub malam itu dan menari dengan dua orang pria. Dia dan Yoon Ah berpesta bareng pria-pria itu. Sampai polisi masuk dan menangkap pria-pria itu. Mereka berkata kalau Hye Ri adalah pacar dari salah satu pria itu dan dia dibawa ke klub ini. Pria-pria itu ternyata gigolo. Semuanya harus masuk penjara. Dan para wartawan berusaha mendapatkan gambar Hye Ri…

Sinopsis Prosecutor Princess – Episode 1


Inilah acara wisuda bagi para jaksa. Para wisudawan dan wisudawati terlihat serius dan angkuh. Hye Ri tampil dengan sepatu hak tingginya yang cemerlang. Dia juga terlihat gembira menyambut hari besar itu.

Akan tetapi, segera setelah acara wisuda berakhir Hye Ri berkata kalau dia tidak bisa menghadiri acara after ceremony. Masalahnya, ibunya sedang sakit parah. Siapa yang bisa bilang kalau itu hanya perkataan bohong. Tapi begitulah. Hye Ri pergi ke sebuah resort ski setelah acara wisudanya.

Hye Ri pergi berbelanja terlebih dahulu baru ke resor ski itu. Kelihatannya dia akan bertemu dengan seorang teman jadi mereka bisa menghadiri acara lelang Gioberni. Acara lelang itu menampilkan baju mahal dan eksklusif.
Sementara itu, ayah Hye Ri rada-rada kesal dengan alasan sakit itu. Dia berbicara pada istrinya dengan sedikit kasar. Namun, istrinya menjawab dengan tenang seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Ibu Hye Ri: “Mungkin… aku menderita anemia.”
Pak Ma: “Dengan tubuh seperti itu… anemia?”

Ketika Hye Ri sampai di resor ski, Jaksa Yoon juga sampai di tempat itu. Kenapa Se Joon ada di tempat itu? Alasannya adalah karena seorang plagiat bernama Kim Dong Suk akan menghadiri acara lelang Gioberni. Dia membawa seorang anak buah yang akan merekam barang-barang yang di lelang jadi bisa dibuat tiruannya dan dijual sebagai benda yang asli. Asisten Jaksa Yoon bertanya-tanya kenapa semua wanita menyukai koleksi itu. Se Joon menjawab kalau semua wanita ingin menjadi ratu.
Dong Suk adalah bagian dari penjahat yang suka membuat barang tiruan dan merugikan banyak selebritis. Orang ini sering sekali lolos dan Jaksa Yoon ingin membalas dendam. Dia pergi ke tempat itu tanpa penasehatnya. Kasus ini sangat penting buatnya jadi dia tidak peduli pada birokrasi.
Beberapa meter jauhnya, Hye Ri sedang main ski. Dia sudah bekerja keras selama ini jadi pantas mendapat liburan. Akan tetapi, Hye Ri sedang dibuntuti. Orang ini tidak jelas laki-laki atau perempuan. Orang misterius.

Waktunya beraksi! Hye Ri dirampok. Liburan kali ini tidak semulus yang dia kira. Sekarang dia tidak punya apa-apa, uang atau telepon. Satu lagi, kamar yang telah dia pesan ditempati oleh orang lain. Dialah In Woo, pria yang keren yang bisa bikin jatuh cinta. Teman Hye Ri tidak jadi datang. Satu yang pasti, Hye Ri tidak membatalkan pemesanannya.

Acara lelang dimulai. Se Joon, asistennya, Hye Ri, Dong Suk, dan anak buahnya bersama. Hye Ri duduk di disamping anak buah Dong Suk dan bahkan meminjam telpon wanita itu untuk menelpon mama Ma. Sayangnya, dia sedang tidur. Hye Ri bahkan tidak peduli kalau dia tidak punya uang dan memulai penawaran. Dia ingin sepatu itu.
In Woo juga di acara itu dan mulai menawar. Hye Ri tidak dapat membiarkan itu. Jadi dia menawar 7 juta won untuk sepatu itu dan menang. Gila! Masalahnya, Hye Ri itu tidak punya uang jadi sepatu itu toh jatuh juga ke tangan orang lain: In Woo. Hye Ri diganggu oleh orang yang dia sangka telah mencuri uangnya. Sialnya, orang itu adalah Jaksa Yoon.

Se Joon kesal dengan ulah Hye Ri. Dia memandang Hye Ri sekilas dan memerhatikan anting-anting wanita itu. Tiba-tiba dia ingat pada sesuatu. Dong Suk! Akan tetapi, Se Joon kalah cepat. Penipu itu sudah kabur.

Hye Ri benar-benar hancur sekarang. Dia tidak punya uang, telpon, tidak ada tempat menginap dan bahkan tidak bisa menghubungi kenalannya. Dia melihat In Woo dengan sepatu di acara lelang. Dan hanya ada satu ide di kepala Hye Ri: pergi ke kamar In Woo dan menyetujui penawaran pria itu untuk berbagi kamar. In Woo setuju. Sementara dia pergi, Hye Ri mencoba sepatu itu lalu mandi.

Ketika In Woo tiba, dia menemukan Hye Ri tenggelam di bathtub dan menolongnya. Hye Ri mengira pria itu psikopat dan berteriak. Keesokan harinya, mereka berjanji untuk bertemu lagi jadi Hye Ri bisa membayar semua uang yang dipinjamnya dari In Woo.
Kekasih In Woo tidak datang. Jadi Hye Ri lantas berkata kalau sebaiknya dia menjual sepatu itu saja. In Woo setuju dan Hye Ri pulang ke rumah dengan hati senang. Tapi ada masalah: dia kehilangan nomer telpon In Woo!
Hye Ri akhirnya mulai bekerja sebagai jaksa. Dia berdandan sangat canggih. Sikapnya sangat salah dan dia sama sekali tidak menyadari itu. Dia menolak mendengarkan perintah dari Jung Sun. Ini memang nasib. Hye Ri bekerja di kantor yang sama dengan Yoon Se Joon. Hye Ri langsung mengenali Se Joon sejak pertama kali melihatnya. Tapi, Se Joon bersikap kalau dia sama sekali tidak mengenal Hye Ri.

Keesokan harinya adalah yang paling aneh. Hye Ri belum juga mengganti roknya yang terlalu pendek dan malah membuat pertanyaan mengganggu: apakah Se Joon dan Jung Sung berpacaran? Masalahnya mereka datang bersama. Jung Sun hanya menyuruh Hye Ri untuk mengurus urusannya sendiri dan dia ditegur karena pakaian dan dandannya sngat tidak sesuai.

Ada acara yang diadakan dan Hye Ri serta rekan-rekan sekantornya pergi minum. Jung Sun khawatir sebab Hye Ri minum banyak banget. Ada juga acara karaoke dimana Hye Ri menyanyi dengan antusias. Hye Ri juga menari gila-gilaan dengan pakaian sensualnya! Se Joon terlihat bingung.
Ketika mereka semua pergi dari tempat hiburan itu, ada seorang pria misterius lagi. Dia mirip dengan pria tempo hari yang merampok Hye Ri. Weitsss… dia cuma In Woo.
Hye Ri ingin menyembunyikan mabuk yang dia alami semalam dari ibunya. Dia sudah hampir kabur waktu melihat mama membawakannya… teh? Ibu berpikir kalau berat badan Hye Ri naik.

In Woo memutuskan untuk terlibat dalam kehidupan Hye Ri. Jadilah dia berakhir di kantor Jaksa Yoon. Kantor itu cukup terkenal di sekitar sana dan Hye Ri berpikir kalau In Woo datang kesana untuk meminta uangnya. Takut dan gelisah, Hye Ri berteriak.