Ok, what is a Korean drama blog without 'Jewel In The Palace' post ? Like..a Korean dishes without Kimchi...? or Nasi goreng tanpa acar...? haha kidding..
oh..how I missed Lady Han, she had the best acting shot I think, even better than Lee Young Ae
even Lady Choi..oh I really missed her ..:)
even Lady Choi..oh I really missed her ..:)
the most touching scenes
Ok, this post is for the Dae Jang Geum fans including me !! You never know how much I like Ji Jin Hee and Lee young Ae...
Start the tour :
Jewel In the Palace set di Yangju City, luar kota Seoul
Lokasi ini menarik kunjungan turis sekitar 800 orang per hari. Mereka bahkan bisa berpura-pura menghidangkan makanan bebek bersulfur yang legendaris itu dan pura2 bebek itu beracun di penjara.
Karyawan taman, Yeon Im Kang yang menghidangkan kue ikan Korea untuk para turis yang lapar sering merasa heran, apakah popularitas Dae Jang geum akan akhirnya memudar.
Menurut Kang, "Aku cemas karena kami sudah kedatangan banyak turis dari semua negara," Kami mendapat kunjungan orang dari Vietnam, Filipina, Singapore, Jepang, dan Cina bahkan juga dari Eropa. belum lagi Kanada dan Amerika, karena drama Korea mulai masuk ke sana dan mulai disukai.
Seorang turis asal Jepang berkata, awalnya dia suka drama Jewel karena ini kisah nyata. Kemudian ia memutuskan untuk mengunjungi Yangju City dan ia belajar hubungan antara negaranya dan Korea. "Aku bisa melihat sekarang bagaimana kebudayaan ditransfer ke Jepang dari Cina melalui Korea. Menyenangkan mempelajari sesuatu yang tidak pernah kita ketahui sebelumnya," kata Akiko Fujida.
Hubungan itu terlalu dekat, sekarang Cina dan Taiwan harus membatasi jam tayang drama Korea di TV lokal mereka haha..
Sutradara Jewel In the Palace, Lee Byung Hoon berkata, "Aku mengerti. Mereka semua takut terlalu banyak kebudayaan asing yang mempengaruhi masyarakat. Aku juga memiliki kecemasan yang sama, itu terjadi di Korea, dan itulah mengapa aku membuat Jewel In The Palace." (IMO : that's what an Indonesian film-maker should do, too. Not just selling low level and low quality Indian-like soap operas with long episodes and nowhere to go and lack of arts and acting skills.)
Lee, sangat termotivasi untuk mengajar pemirsa muda. "Banyak kaum muda sekarang yang berpikir bahwa sejarah mereka adalah sejarah Amerika atau sejarah negeri lain. Aku berpikir ini tidak benar dan aku ingin memberikan pada mereka sejarah dan kebudayaan Korea."
Sekarang orang dari negara lain berpikir ada terlalu banyak kebudayaan Korea, dan aku tahu negara2 itu akan melakukan hal yang sama. Nanti akan ada Phillipine Wave atau Vietnam wave. Kami sudah memilikinya dan orang akan bergerak maju. so when will the Indonesian Wave, btw?
studio MBC
Ok, this post is for the Dae Jang Geum fans including me !! You never know how much I like Ji Jin Hee and Lee young Ae...
Start the tour :
Jewel In the Palace set di Yangju City, luar kota Seoul
Lokasi ini menarik kunjungan turis sekitar 800 orang per hari. Mereka bahkan bisa berpura-pura menghidangkan makanan bebek bersulfur yang legendaris itu dan pura2 bebek itu beracun di penjara.
Karyawan taman, Yeon Im Kang yang menghidangkan kue ikan Korea untuk para turis yang lapar sering merasa heran, apakah popularitas Dae Jang geum akan akhirnya memudar.
Menurut Kang, "Aku cemas karena kami sudah kedatangan banyak turis dari semua negara," Kami mendapat kunjungan orang dari Vietnam, Filipina, Singapore, Jepang, dan Cina bahkan juga dari Eropa. belum lagi Kanada dan Amerika, karena drama Korea mulai masuk ke sana dan mulai disukai.
Seorang turis asal Jepang berkata, awalnya dia suka drama Jewel karena ini kisah nyata. Kemudian ia memutuskan untuk mengunjungi Yangju City dan ia belajar hubungan antara negaranya dan Korea. "Aku bisa melihat sekarang bagaimana kebudayaan ditransfer ke Jepang dari Cina melalui Korea. Menyenangkan mempelajari sesuatu yang tidak pernah kita ketahui sebelumnya," kata Akiko Fujida.
Hubungan itu terlalu dekat, sekarang Cina dan Taiwan harus membatasi jam tayang drama Korea di TV lokal mereka haha..
Sutradara Jewel In the Palace, Lee Byung Hoon berkata, "Aku mengerti. Mereka semua takut terlalu banyak kebudayaan asing yang mempengaruhi masyarakat. Aku juga memiliki kecemasan yang sama, itu terjadi di Korea, dan itulah mengapa aku membuat Jewel In The Palace." (IMO : that's what an Indonesian film-maker should do, too. Not just selling low level and low quality Indian-like soap operas with long episodes and nowhere to go and lack of arts and acting skills.)
Lee, sangat termotivasi untuk mengajar pemirsa muda. "Banyak kaum muda sekarang yang berpikir bahwa sejarah mereka adalah sejarah Amerika atau sejarah negeri lain. Aku berpikir ini tidak benar dan aku ingin memberikan pada mereka sejarah dan kebudayaan Korea."
Sekarang orang dari negara lain berpikir ada terlalu banyak kebudayaan Korea, dan aku tahu negara2 itu akan melakukan hal yang sama. Nanti akan ada Phillipine Wave atau Vietnam wave. Kami sudah memilikinya dan orang akan bergerak maju. so when will the Indonesian Wave, btw?
tempat Baginda dan Jang geum jalan2 di malam hari
Dae Bi Jeon, tempat tinggal para dayang terutama dayang kepala
Dae Bi Jeon, tempat tinggal para dayang terutama dayang kepala
Dae Jeon Haeng Gak, tempat Lady Han dan Jang Geum berlari dan menangis saat menyadari siapa sebenarnya masing2 mereka (Teman ibunya dan anak temannya)
Dae Jang Geum theme Park
Lokasi : Gyeonggi-do Yangju-si Mansong-dong MBC Yangjoo Culture Valley
Juga dipakai sebagai lokasi syuting Seon Deok. Khususnya yang menjadi kediaman Putri Deok Man.
Ada toko suvenir dan dapur dimana ada dua chef memperagakan resep2 dari makanan kuno berupa makanan pembuka dan manisan.
Masuk dari pintu depan, kalian akan melihat poster Lee Young Ae dan Ji jin Hee. Kemudian, jalan masuk ke istana, rumah musim panas, kediaman ibu suri, penjara, perpustakaan, dapur, dan ruang fermentasi.
Turis juga bisa berjalan melalui lapangan dimana ada hampir 200 ruangan. sebagian besar memiliki informasi yang menjelaskan kegunaannya dan bagaimana semua digunakan selama dinasti Joseon. Turis juga bisa bermain pura2 di pengadilan dan mencoba busana tradisional Kerajaan dan berfoto.
Biaya masuk ke lokasi : sekitar 5000 Won (Rp 50 ribu) dewasa, 3000 Won (Rp 30 ribu) anak.
Dapur istana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar