Sumber kedua sejarah Korea adalah Sillok. Sillok artinya catatan yang benar dan lengkap adalah catatan kerajaan dari dinasti Joseon (th 1392 - 1910) selama 472 tahun dengan total 1.893 volume, dari Raja pertama Raja Taejo sampai Raja ke-25, Raja Choljong, Sillok adalah catatan paling luas untuk sebuah dinasti.
Sillok berisi catatan untuk setiap kejadian ketika seorang Raja bertahta. Raja Taejong pernah jatuh dari kuda selama perjalanan berburu. Raja merasa malu, ia melihat ke kiri dan kanan-nya lalu memerintah : "Jangan biarkan pencatat sejarah mengetahui hal ini." Ahli sejarah/sejarawan yang ikut serta dalam perjalanan berburu itu, bagaimanapun, tetap mencatatnya, termasuk perintah Raja Taejong itu (bwa hahaha, sekarang aku juga menulisnya...) dalam sejarah, sebagai tambahan saat Raja jatuh dari kudanya.
Hanya petugas yang masih muda, kompeten, dan pintar yang telah lulus ujian negara dengan kehormatan, yang akan ditunjuk sebagai ahli sejarah istana. Ingat dua orang yang selalu duduk di depan Sukjong ketika Raja mengadakan rapat dengan dewan istana, nah mereka adalah orang2 yang berjasa besar sehingga sekarang kita bisa mengikuti sejarah Joseon.
Tidak seperti pejabat pemerintahan yang lain, mereka punya hak untuk menghadiri setiap pertemuan yang melibatkan Raja. Mereka memiliki kekebalan hukum penuh, dan mereka harus mencatat setiap kejadian dengan apa adanya serta obyektif.
Raja Sejong pernah meminta untuk melihat catatan tentang ayahnya ketika masih memerintah. Tapi permintaan-nya ditolak, karena para sejarawan merasa itu akan menimbulkan preseden buruk, dan sejarawan berikutnya akan jadi kurang efektif pekerjaan-nya jika pekerjaan mereka akan diperiksa oleh Raja sendiri.
Akhirnya Raja Sejong menarik permintaan-nya, dan diikuti oleh Raja-Raja berikutnya.
4 buku Sillok dibuat dan disimpan di Seoul, Songju, Chongju, dan Chonju. Selama perang Imjin th 1592-1598, 3 dari catatan itu dibakar oleh Jepang. Catatan yang selamat dipindahkan ke lokasi aman sebelum diraih Jepang.
Sejak tahun 2005, catatan asli dan terjemahan-nya sudah tersedia secara online.
Tujuan dibuatnya catatan sejarah akurat adalah untuk membuat generasi berikutnya bisa memetik ilmu dari pengalaman masa lalu. Ketika seorang Raja tahu kalau kata-katanya dan perbuatan-nya akan dicatat dengan sedetil itu, dan dinilai oleh keturunan mereka, akan membuat Raja-Raja itu takut dengan sejarah dan melayani rakyat dengan sepenuh hati serta menghindari kecenderungan menjadi seorang tiran.
Sillok berisi catatan untuk setiap kejadian ketika seorang Raja bertahta. Raja Taejong pernah jatuh dari kuda selama perjalanan berburu. Raja merasa malu, ia melihat ke kiri dan kanan-nya lalu memerintah : "Jangan biarkan pencatat sejarah mengetahui hal ini." Ahli sejarah/sejarawan yang ikut serta dalam perjalanan berburu itu, bagaimanapun, tetap mencatatnya, termasuk perintah Raja Taejong itu (bwa hahaha, sekarang aku juga menulisnya...) dalam sejarah, sebagai tambahan saat Raja jatuh dari kudanya.
Hanya petugas yang masih muda, kompeten, dan pintar yang telah lulus ujian negara dengan kehormatan, yang akan ditunjuk sebagai ahli sejarah istana. Ingat dua orang yang selalu duduk di depan Sukjong ketika Raja mengadakan rapat dengan dewan istana, nah mereka adalah orang2 yang berjasa besar sehingga sekarang kita bisa mengikuti sejarah Joseon.
Tidak seperti pejabat pemerintahan yang lain, mereka punya hak untuk menghadiri setiap pertemuan yang melibatkan Raja. Mereka memiliki kekebalan hukum penuh, dan mereka harus mencatat setiap kejadian dengan apa adanya serta obyektif.
Raja Sejong pernah meminta untuk melihat catatan tentang ayahnya ketika masih memerintah. Tapi permintaan-nya ditolak, karena para sejarawan merasa itu akan menimbulkan preseden buruk, dan sejarawan berikutnya akan jadi kurang efektif pekerjaan-nya jika pekerjaan mereka akan diperiksa oleh Raja sendiri.
Akhirnya Raja Sejong menarik permintaan-nya, dan diikuti oleh Raja-Raja berikutnya.
4 buku Sillok dibuat dan disimpan di Seoul, Songju, Chongju, dan Chonju. Selama perang Imjin th 1592-1598, 3 dari catatan itu dibakar oleh Jepang. Catatan yang selamat dipindahkan ke lokasi aman sebelum diraih Jepang.
Sejak tahun 2005, catatan asli dan terjemahan-nya sudah tersedia secara online.
Tujuan dibuatnya catatan sejarah akurat adalah untuk membuat generasi berikutnya bisa memetik ilmu dari pengalaman masa lalu. Ketika seorang Raja tahu kalau kata-katanya dan perbuatan-nya akan dicatat dengan sedetil itu, dan dinilai oleh keturunan mereka, akan membuat Raja-Raja itu takut dengan sejarah dan melayani rakyat dengan sepenuh hati serta menghindari kecenderungan menjadi seorang tiran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar