Minggu, 04 September 2011
Sinopsis Prosecutor Princess – Episode 13
Setelah membaca dokumen yang menyatakan keterlibatan In-woo dalam kasus itu, Hye-ri yang shok sama sekali tidak bisa berdiri dan berjalan dengan baik. In-woo mendekatinya tepat waktu untuk meraih tangannya. Hye-ri mengatakan kalau tangan In-woo hangat dan In-woo mengangguk, “Itu benar, itu aku.” Hye-ri bertanya apa yang benar, bahwa In-woo mengenal Hye-ri sejak pertama mereka bertemu. Sekali lagi In-woo mengangguk. Itu bukan kebetulan, bukan takdir, bukan apa2 tapi hal yang sudah direncanakan.
Hye-ri: Kau memanfaatkanku?
In-woo: Mungkin… Tentu saja.
In-woo dengan dingin berkata kalau Hye-ri adalah tipe orang yang jarang memerhatikan sekeliling dengan hati2 ketikan sudah berfokus pada satu hal. Flashback menunjukkan kalau bukan hanya dompet Hye-ri yang dicuri tapi juga nomer handphone In-woo. Hye-ri benar2 melihat dunianya hancur. In-woo membantunya duduk di bangku dan berdiri di sampingnya sampai Hye-ri memutuskan untuk pergi. Melihat keadaan Hye-ri yang menyedihkan, In-woo mengantar Hye-ri pulang.
Hari itu, Hye-ri tidak pergi ke kantor, yang membuat Pimpinan sangat marah padanya. Pimpinan menegaskan kalau pendidikan Hye-ri yang seperti putri membuatnya tidak bertanggung jawab pada apapun. Jaksa yang lain mencoba menenangkan Pimpinan dengan membuat alasan mungkin Hye-ri sakit. Se-joon dan Jung-sun mencoba menghubungi Hye-ri tapi tidak berhasil.
Sementara itu, Hye-ri sedang menangis di rumah. Dia ingat apa yang pernah dikatakan Se-joon: “Apa yang kau tahu tentang Pengacara Seo?” Dia bahkan mengabaikan telpon ayah dan terus saja mengasihani diri sendiri karena begitu bodoh dan buta. Kembali ke rumah In-woo, Jenny menerima berita besar lewat telpon. In-woo menjamin kalau dia tidak akan pergi kerja dan menutup telponnya. Jenny jadi bertanya-tanya – In-woo tidak akan pergi atau dia tidak bisa pergi?
Tentu saja, In-woo tidak bisa pergi. Dia merasa begitu menyesal. Setelah berhasil mengumpulkan sisa kekuatan yang ada, Hye-ri pergi ke apartemen In-woo bertelanjang kaki. Dia bahkan tidak membiarkan In-woo mengatakan sepatah kata pun dan menampar wajah pengacara itu. Hye-ri masih bisa mempertahankan kekuatannya cukup lama dan dia tersandung waktu akan pergi. In-woo berteriak, “Berpeganganlah pada dirimu! Kuatkan dirimu!” Hye-ri tersenyum getir. In-woo lah yang membuatnya seperti itu.
Di rumah keluarga Ma, Ae-ja dan Sang-tae membiacarakan Hye-ri. Kemana dia? Apakah dia ada di tempat yang sinyalnya tidak bagus? Ae-ja melindingi anaknya dengan mengatakan kalau tidak menelpon karena larangan Hye-ri untuk melakukan itu. Ae-ja: “Hye-ri tidak menyukai ayahnya dan dia tidak menyukai orang yang membuatmu menjadi ayahnya!”
Ke rumah Jung-sun dimana ibu Jung-sun telah meminta anaknya dan Se-joon untuk melakukan pertemuan dengan alasan yang ajaib. Ibu berkata kalau salah satu teman Jung-sun ingin mengenalkan Se-joon pada salah satu kenalannya. Apa tidak apa2? Se-joon tidak ingin melakukan itu jadi dia malah mengirim Jung-sun ke spa terdekat untuk menemui orang itu. Jung-sun jelas menolak. Ibu Jung-sun sekarang bertanya apakah Se-joon tahu pacar putrinya? Se-joon sangat menyukai hal ini dan mulai menggoda Jung-sun tentang pacar khayalannya. Setelah pergi keluar untuk mendapatkan udara segar, Jung-sun dan Se-joon memutuskan untuk mengunjungi Hye-ri.
Sudah malam dan Jung-sun menelpon Hye-ri untuk menawarkan bantuan. Karena tidak ada yang bisa dilakukan untuk Hye-ri, Jung-sun dan Se-joon memutuskan untuk duduk di bangku. Jung-sun masih tetap merasa tidak nyaman karena duduk dengan Se-joon. Ini membuatnya merasa menjadi orang ketiga. Se-joon: “Melihat Ma Hye-ri rasanya tidak nyaman tapi juga menyenangkan. Penampilan fisiknya sangat mirip dengan istriku tapi kepribadiannya sangat berbeda. Jika kepribadian ibu Bin sama dengan Hye-ri tentu dia tidak akan terkena kanker. Eun-ji menjadi ibu pada usia itu dan tidak sempat menikmati masa mudanya. Untuk beberapa alasan, itu membuatku banyak berpikir.”
Jung-sun mengerti perasaan Se-joon. Rasa bersalahnya telah mencegahnya untuk mendekati orang lain – itu bukan hal mudah. Se-joon akhirnya mengaku bahwa apa yang dia rasakan pada Hye-ri hanya karena dia mirip dengan mendiang istrinya. Dia berpikir bahwa istrinya mengirimkan seseorang agar bisa dipegang erat. Pada akhirnya, melalui fantasi inilah, Se-joon mendapatkan gambaran nyatanya. Se-joon kemudian memandang Jung-sun sambil tersenyum.
Hye-ri melanjutkan penyelidikan kasusnya dengan pergi ke rumah Go Man-chul dan menunjukkan foto itu pada pria itu. Man-chul jelas kaget. Tapi dia mengatakan kalau dia tidak tahu apa2 tentang foto itu. Sementara berbicara dengan Hye-ri, Man-chul masih sempatnya menggunakan telpon dan menelon seseorang (Ma Sang-tae) dan memperingatkan orang itu tentang penemuan foto.
Orang yang diperingatkan itu melakukan reaksi cepat. Tepat ketika Hye-ri sampai di toko Ha Jung-nan, dua orang yang berkendara motor mencuri tas-nya. Hye-ri memasuki toko Ha Jung-nan sambil menangis. Dia juga mengatakan tentang alibi palsu itu bahwa ada perbedaan jam tanpa membiarkan Jung-nan berbicara sepatah katapun. Jung-nan meminta bukti. Hye-ri berkata, “Sebenarnya, buktinya adalah kau, Ha Jung-nan!”
Ada kejutan! Tidak ada yang hilang saat sesuatu yang dicuri adalah hal yang penting buat In-woo. Pengendara motor kedua mencuri tas itu dari pencuri pertama dan mengembalikannya pada Hye-ri. Karena sekarang jati diri In-woo sudah terbongkar, Hye-ri yakin kalau tas-nya yang bisa kembali pasti karena In-woo. Hye-ri kemudian bertanya pada Ha Jung-nan tentang ‘Penulis Seo’. Orang seperti apakah dia?
Tepat setelah Hye-ri pergi, Jung-nan mengundang In-woo ke toko. In-woo akhirnya mengaku kalau dia adalah pengacara dan telah berbohong pada Jung-nan selama ini. Dia minta maaf tapi dia benar2 harus melakukan itu. Di sisi lain, pencuri yang tidak berhasil itu melapor ke Ma Sang-tae bahwa aksinya gagal dan praktis membuat Sang-tae sangat khawatir. Ini mungkin ada hubungannya dengan kejahatannya yang akan terungkap. Tapi siapa yang membantu Hye-ri dalam kasus ini?
Berikutnya terjadi sebuah kejadian di toko-nya Yoo-na. Di satu sisi, ada Hye-ri yang ditipu tapi bersikeras mencari kebenaran dari kasus yang ditanganinya, meski hal itu akan menyakitinya. Di sisi lain, ada Jenny yang merupakan kaki tangan In-woo. Ada pertengkaran kecil sebelum pertengkaran yang sesungguhnya. Tapi bagaimana Yoo-na tahu saingan Hye-ri? Yoo-na: “Dia (Jenny) adalah tamu VIP yang memberitahukan tentang pelelangan Giobernie dan Hotel-nya!”
Jenny mengatakan kalau ini bukan pertarungan antar gang sebab tidak ada yang dirugikan. Hye-ri membalas: “Kau menolongnya dari awal dan membuatku nampak seperti orang bodoh!” Apa Hye-ri marah sekarang? Apa dia ingin maaf? Hye-ri tidak memerlukan permintaan maaf dari orang seperti mereka. Jenny sendiri tidak punya rencana untuk minta maaf meski diminta sekali pun! Semua kemewahan yang Hye-ri punya saat ini dibeli dengan penderitaan In-woo. Hye-ri mengambil segalanya dari In-woo. Tepat ketika Jenny mengakhiri pidatonya, dia meminta Hye-ri untuk menempatkan dirinya di posisi In-woo!
Hye-ri mungkin masih terluka tapi dia masih bisa melawan. Dia pulang ke rumahnya dan menuju balkon lalu memaksa In-woo untuk minum teh dengannya. Ini sebagai ucapan terima kasih karena sudah mengembalikan tas-nya. Semuanya dimulai dengan pertanyaan Hye-ri tentang bagaimana In-woo berhasil meraih perhatian Hye-ri. Apakah In-woo menghabiskan banyak uang? In-woo mengangguk. Apakah dia membuat pemilik apartemen yang dulu pindah? In-woo mengangguk. Apakah In-woo belajar bagaimana memanipulasi pikiran? In-woo mengangguk. Jadi In-woo melakukan segalanya untuk membuat Hye-ri tersentuh!
Hye-ri: Apa yang kau inginkan dariku?
In-woo: Membuktikan kalau ayahku tidak bersalah.
Hye-ri: Apa?
In-woo: Bukan seorang pembunuh tapi ayahku yang meninggal dengan tuduhan sebagai pembunuh. Pakaian ayahku yang membuktikan kalau dia seorang pembunuh, aku ingin membersihkannya dari semua itu.
Sekarang giliran In-woo yang bicara dan kita diajak ke masa lalu. Flashback: In-woo, ayahnya dan ibunya semuanya sangat bahagia. Mereka melakukan semua hal yang dilakukan keluarga bahagia: bermain sepakbola, makan bersama… sampai, Direktur Yoo menelpon ayah In-woo dan mengatakan kalau dia harus bertemu dengan Tuan Ma dimana hal itu langsung membuat ayah In-woo gugup dan bergegas ke proyek. Secara mengejutkan dia melihat Direktur Yoo mati dengan bersimbah darah. Ayah In-woo memegang kepala Yoo sehingga tangannya terkena darah. Dia mencoba untuk menghubungi polisi tapi sambungan telponnya diputus.
Berikutnya, Tuan Seo sudah masuk penjara. In-woo yang waktu itu masih remaja mengunjungi ayahnya. Pada awalnya, dia takut melihat wajah ayahnya, bukan karena dia membenci ayahnya tapi karena dia takut akan menangis. In-woo tahu kalau ayahnya bukan penjahat dan dia akan membuktikan kalau ayahnya tidak bersalah. Kembali ke masa kini sebentar dimana In-woo mengatakan pada Hye-ri kalau ayahnya pergi ke proyek karena pertemuan Yoo dan Ma. Setelah mendengar bahwa ayah Hye-ri menyangkal pergi kesana, In-woo tahu bahwa Ma Sang-tae adalah penjahat yang sebenarnya. Kata2 In-woo membuat Hye-ri ingat pernyataan ayahnya kalau dia tidak pernah pergi ke proyek tapi dia malah mengirim Direktur Seo. Ma Sang-tae berbohong!
Flashback lagi: In-woo (yang masih remaja) pergi ke rumah Ma Sang-tae untuk meminta pertolongan. Dia bersikeras kalau ayahnya bukan pembunuh dan ayahnya tidak bersalah. Tapi Ma Sang-tae menyingkirkannya dan membanting pintu di hadapan wajah In-woo. Hye-ri yang waktu itu masih kecil melihat dari atas balkon. Tepat ketikan In-woo mencari keadilan untuk ayahnya, Tuan Seo malah meninggal karena serangan jantung. (In-woo dewasa, yang sedang mengobrol dengan Hye-ri berkata kenapa ayahnya tidak mau menunggu sampai In-woo besar dan menjadi pengacar). Kemudian kita melihat In-woo di sebuah danau dimana di tempat itu dia menabur abu ayahnya. Disana pula In-woo berjanji pada dirinya kalau dia akan membuktikan ayahnya tidak bersalah!
Setelah semua kejadian mengerikan yang terjadi Korea, ibu In-woo memutuskan untuk pindah ke Amerika agar mereka tidak menderita lagi. Bahkan, dia Amerika pun mereka masih mengalami kesulitan dimana mereka sulit menemukan pekerjaan dan sulit beradaptasi dengan lingkungannya. Karena merasa kesepian, In-woo pergi dan bersembunyi di gang yang penuh denga sampah. Ketika sedang mencari In-woo, ibu menyeberang jalan dan tidak melihat mobil yang datang dan akhirnya menabraknya. Flashback berakhir saat In-woo menangisi ibunya yang meninggal.
Hye-ri tersentuh tapi satu pertanyaan masih belum terjawab: kenapa In-woo menggunakan dirinya untuk membalas dendam? In-woo mengatakan kalau itu bukan semata-mata balas dendam tapi dia juga ingin membebaskan ayahnya dari tuduhan. Hye-ri berkata kenapa In-woo menggunakan dirinya dan berpikir kalau itu bukan balas dendam? In-woo: “Aku rasa akan menyenangkan. Segera setelah aku kembali ke Korea dan lulus ujian, aku mulai menyelidiki kasus pembunuhan Yoo Myung-woo. Aku menemukan Ma Sang-tae dan mereka yang terlibat. Ketika investigasi berjalan lancar, putri Ma Sang-tae lulus ujian dan berencana untuk menjadi seorang jaksa. Benar2 lucu. Aku berusaha mencari tahu orang seperti apa dia, naïf, ingin tahu dan tidak punya rasa curiga. Jika tidak ada insiden, maka dia adalah pilihan yang terbaik.”
Hye-ri sangat marah pada kata2 ini. Apa In-woo pikir dia akan melanjutkan kasus ini dimana yang terlibat adalah ayahnya dan bukan orang lain? In-woo berpikir kalau Hye-ri akan melanjutkannya. Dia adaah seorang jaksa yang selalu mengungkap kebenaran. Membuat dirinya mengungkap masa lalu ayahnya, bukankah itu balas dendam? In-woo tetap mengatakan kalau Hye-ri adalah seorang jaksa. Itu adalah hal yang paling tepat untuk dilakukan, membela orang yang bersalah. Lalu bagaimana dengan permintaan maaf atas semua yang telah dilakukan In-woo? Karena telah menggunakan dirinya karena telah melakukan kebohongan?
In-woo: Seseorang yang memulai semua itu dan tahu akan merasa bersalah, tidak merasa menyesal.
Hye-ri: Bahkan tidak satu kali pun?
In-woo: Seseorang yang akan menyesal, tidak akan melakukan hal seperti itu.
Sambil menangis, Hye-ri menegaskan kalau dia akan mempercayai ayahnya kecuali bukti kuat ditemukan. In-woo dengan sinis berkata, “Oh ya, karena apa yang kau temukan tidak cukup jelas.” Hye-ri berlari keluar dan In-woo memperhatikannya lewat balkonnya lalu mengikutinya dari jarak yang tidak terlalu jauh. Beberapa saat yang lalu In-woo memberitahukan hal2 kejam pada Hye-ri tapi sekarang dia mengikutinya. sementara itu, Ma Sang-tae menemukan teman di belakang anaknya: dia adalah putra Seo Dong-geun! Di sisi lain, Ha Jung-nan ingin mengakui kebenaran pada Hye-ri.
Kelihatannya, foto yang dibawa Hye-ri, yang mengindikasikan kalau Jung-nan dan Man-chul keluar hotel bersama, menunjukkan kebenarannya. Mereka pergi pada jam 10.30 karena Sang-tae menelpon Man-chul. Toko memang tutup pada hari itu tapi Jung-nan membukanya untuk Sang-tae agar dia bisa masuk dengan Man-chul sekitar jam 11 malam. Man-chul adalah orang yang menyuruh Jung-nan untuk berbohong dan mengatakan bahwa mereka sudah minum sejak jam 9 malam.
Alasan kenapa Jung-nan mengaku adalah kerena In-woo memintanya demikian. Jung-nan mengerti maksud In-woo melakukan itu dan merasa kasihan padanya. Jadi dia harus mengatakan apa yang dia tahu tentang malam itu. Hye-ri tidak mengerti kenapa Jung-nan merasa seperti itu. Jung-nan menjelaskan kalau In-woo sudah banyak membantunya selama 2 tahun belakangan ini dengan sangat tulus.
Hye-ri: Lalu kau percaya pada Seo In-woo?
Jung-nan: Meskipun itu hanya ketulusan sesaat… ketulusan tetaplah ketulusan.
Hye-ri terlihat bingung. Inikah yang harus dia percaya juga? Sementara itu, Ma Sang-tae melakukan pendekatan yang lebih baik. Tapi In-woo malah memotongnya. Bagi orang yang sudah membunuh ayahnya, Ma Sang-tae sangat berani menanyakan bagaimana dia dibesarkan. In-woo tidak akan mengijinkan hal itu. Tidak akan juga menerima kata2 Sang-tae tentang kasus lama itu atau masalah memanfaatkan Hye-ri dalam kasus ini.
Sang-tae: Menggunakan putriku dalam investigasi?
In-woo: Apa kau punya bukti kalau aku memanfaatkannya? Yah, aku menduga bahwa tidak memiliki bukti aku memanfaatkannya, tidak berarti aku tidak melakukannya.
In-woo merasa bahwa Sang-tae gugup pada kasus ini dan menggunakn lebih banyak kata2 untuk membuatnya marah. Sang-tae ingin terlihat percaya diri tapi dia tidak akan mengatakan pada putrinya tentang pertemuan ini. Yang tentu saja akan mengindikasikan kalau dia adalah pembunuh yang sebenarnya. Sang-tae bahkan harus kabur dari pertemuannya karena Hye-ri menelpon dan ingin bertemu dengannya.
Pengakuan Ha Jung-nan telah membuat Sang-tae terpojok. Jika bukan dia penjahat yang sebenarnya maka dia pasti menyembunyikan rahasia yang lebih besar. Sekarang Sang-tae mengaku kalau dia mengatakan yang sebenarnya. Dia tidak bisa mengatakan dimana dia malam itu tapi dia tidak bersalah. Dia meminta Hye-ri untuk memeriksa kasus konstruksi itu lagi dan apa yang dia katakan adalah yang sebenarnya meski hal itu akan menghancurkan reputasinya. Kenapa ayah berbohong disini? Kalau ayah memang tidak bersalah kenapa dia tidak memberitahu Hye-ri apa yang terjadi malam itu? Ayah tidak bisa memberitahunya dan dia tidak akan melakukan itu.
Sang-tae: Jika kau akan tetap keras kepala dan melanjutkan kasus itu, berhentilah menjadi jaksa dan pulanglah ke rumah.
Hye-ri: Jangan coba2 menakutiku. Meski kau menyeretku pulang ke rumah… meski kau membakar semua pakaian, sepatu dan tas-ku… aku bukan Ma Hye-ri yang menuruti semua perintah ayahnya karena ketakutan.
Setelah pertemuan ini, Hye-ri ingin kembali ke In-woo tapi permintaan maaf masih jadi masalah. Kenapa In-woo tidak sedikit pun merasa bersalah? Kenapa dia tidak mengakui itu? Ketika sedang bicara pada jam weker ajaib pemberian In-woo, Hye-ri mendapatkan ide ajaibnya. Karena sudah lelah mendengarkan pesan In-woo yang berulang-ulang, Hye-ri mencoba menghapusnya tapi ternyata itu malah membawa ke pesan lain.
In-woo: “Nona Ma Hye-ri, berapa usiamu sekarang? Dimana kau hidup sekarang? Tidak… dimana kau tinggal sekarang? Sekarang aku mengikutimu dan pindah. Aku berada di rumah dengan teras mengikutimu. Sangat indah disini. Di tempat seindah ini, aku mempersiapkan kehancuranmu. Bersama denganmu, membuatku merasa bahagia dan tidak tenang, tidak tahu bahwa ada perubahan pada rencanaku, menyalahkan diriku karena memilihmu, tahu bahwa kau akan terlukan… Aku masih akan melukaimu. Aku akan mengakhirinya tapi tidak mampu berhenti. Jadi, kata ‘maaf’, aku tidak bisa mengatakannya. Hye-ri, jangan hanya makan rumput dan hiduplah lama dengan sehat. Temukanlah orang yang akan mencintamu dan akan menghapus lukan yang aku berikan padamu… Berbahagialah. Jadi aku bisa merasa sedikit bersalah padamu. Ketika kau mendengarkan ini, aku harap kau sudah berumur 77 tahun. Seperti di Titanic, anak atau cucumu, katakan pada mereka bagaimana saat kau masih muda, lugu, tidak dewasa, dan cantik, ada seseorang yang membuat hidupmu hancur. Bajingan semacam itu ada tapi di atas semua hal yang dia lakukan, aku bisa bahagia dan tertawa. Ketika kau bisa bicara buruk tentang diriku, aku harap itu akan ada nanti. Aku minta maaf. Aku minta maaf. Aku minta maaf.”
Ketika In-woo melihat Hye-ri berdiri di luar rumahnya, dia jadi bertanya-tanya: kenapa Hye-ri tidak membuang jam itu? Hye-ri memerintahkan In-woo untuk menghapus pesannya denga kekuatan penuh. In-woo menyuruh Hye-ri untuk pergi tapi Hye-ri masih bersikeras. Dia ingin agar pesan itu dihapus. Sekarang, Hye-ri bahkan berani masuk ke rumah In-woo. Dia mencegah In-woo membanting pintu di depan wajahnya dengan kakinya. In-woo tidak ingin Hye-ri masuk ke dalam apartemennya. Hye-ri memulai kata2nya di dalam rumah In-woo. Dia bertanya apakah In-woo tahu bagaimana dia mencari In-woo ketika menghilang? Dimana dan kenapa dia melakukan itu. In-woo tidak menunjukkan keingintahuan. Dia terlihat lebih putus asa dan terganggu.
In-woo: Aku tidak memikirkan itu.
Hye-ri: Pembohong!
In-woo mencoba membebaskan diri dari Hye-ri tapi dia mengkuti In-woo. Hye-ri ingin membangunkan In-woo, ingin menunjukkan yang sebenarnya. Hye-ri bertanya: “Ini karena kau menyesal, kan?” In-woo mengatakan kalau ini tidak masuk akal.
Hye-ri: Kau adalah satu2nya orang yang aku pikirkan ketika aku kesusahan. Ketika aku tidak mampu mengatakan apa2 pada orang lain, tapi harus aku jaga untuk diriku sendiri. Ketika aku merasa akan mati, karena hal itu begitu sulit buatku, aku ingin memberitahumu. Aku harus memberitahumu. Kau menghilang. Satu2nya orang yang paling aku percaya di muka bumi ini, tiba2 menghilang.
In-woo: Hentikan ini. Ada apa denganmu? Apa kau sudah gila? Aku tidak menyukaimu, ini semua sudah berakhir. Aku memintamu untuk menahan dirimu. Apa kau ingin memberitahuku hal2 itu sekarang?
Hye-ri: Ya, benar. Ini bukan satu2nya hal yang ingin aku katakan. Ada banyak hal yang ingin aku sampaikan padamu.
In-woo: Ma Hye-ri, ada apa denganmu?
Hye-ri: Orang yang membuatku merasakan neraka dan sakit… Aku mencintaimu, kau bajingan. Tidakkah kau mengerti? Apa kau ingin aku mengatakannya lagi?
In-woo: Jangan… jangan…
Hye-ri: Aku mencintaimu, bajingan. Karena itulah, meski kau akan melukaiku nanti, hanya bilang padaku kalau kau menyesal. Katakan padaku sekarang. Aku tahu, aku tidak akan bisa hidup sampai umur 77 tahun. Aku merasa aku akan mati karena kanker akibat stress yang kau berikan padaku jadi bagaimana mungkin kau mengharapkan agar aku hidup sampai umur 77 tahun. Aku tidak akan pernah menemukan pria yang mencintaiku. Sakit yang kau sebabkan begitu besar, yang lukanya akan begitu buruk, dan tidak akan ada yang mampu mencintaiku sekarang. Kemudian, aku akan bisa hidup lagi kalau kau juga begitu. Jika sakit, aku juga akan sakit. Jangan bilang kalau semuanya bohong, ya? Pengacara Seo, kau menyesal, katakan kau menyesal.
Pada titik ini, Hye-ri dan In-woo menangis. In-woo menghapus air mata Hye-ri tetap tidak mampu mengucapkan kata maaf. Di atas semua itu, In-woo meraih pinggang Hye-ri
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar