Seorang  anak laki-laki bernama Yoon Joon Suh sedang melihat bayi bersama  ayahnya. Ia menjatuhkan tanda nama si bayi, lalu suster menghampirinya  dan meletakkan tanda nama tersebbut di tempat yang salah (tertukar). 
Beberapa tahun kemudian, Joon Suh dan Eun Suh tumbuh menjadi seorang remaja. Saat itu, Joon Suh sedang melukis di ruang seni. 
Tiba-tiba seorang gadis perempuan masuk ke dalam ruangan itu, menangis sambil berkata :
Tiba-tiba seorang gadis perempuan masuk ke dalam ruangan itu, menangis sambil berkata :
"Yoon Joon Suh si brengsek itu." Lalu ia sadar Joon Suh sedang ada di dalam rungan itu.
"Sedang apa kau disini ?" Tanya gadis itu lagi
Di tempat lain Eun Suh sedang berjalan menuju ke ruang seni sambil membawa surat dan hadiah.
Gadis itu bertanya pada Joon Suh "Mengapa kamu membuang surat dari saya ?"
Joon  Suh berkata "Maafkan saya. Saya menyesal. Saya tidak bermaksud begitu.  Tetapi tidak ada nama pengirim di dalam surat itu. Saya tidak bisa  mengembalikannya padamu."
Lalu gadis itu berkata "Bukankah kamu suka saya ?"
Joon Suh melihat Eun Suh berdiri di depan pintu ruang seni.
"Ada orang lain." Jawab Joon Suh pada gadis itu
Gadis itu menampar Joon Suh lalu berlari keluar ruang seni sambil menangis.
"Sedang apa kau disini ?" Tanya Joon Suh pada Eun Suh
"Ini" Kata Eun Suh sambil menyerahkan surat dan hadiah yang dipegangnya kepada Joon Suh
"Jangan kamu melakukan ini juga" Kata Joon Suh sambil pergi meninggalkan Eun Suh
Tiba-tiba dua orang gadis masuk ke dalam ruang seni. 
"Bagaimana ? Apa yang terjadi ?" Tanya salah seorang gadis
Eun Suh menunjuk ke sebuah ember yang didalamnya berisi air dan surat dari kedua gadis itu 
Kedua gadis itu bertanya sambil melihat ke dalam ember "Apa ini ? Apa yang terjadi ? Katakan pada kami. Apakah ini milik kami ?"
Eun Suh tertawa melihat kedua gadis itu
Lalu salah seorang gadis berkata "Dasar si brengsek itu. Ia bahkan belum membuka surat kita. Bagaimana bisa dia melakukan ini ?"
Lalu Eun Suh berlari keluar sekolah menyusul Joon Suh. Joon Suh sedang bersiap pulang meninggalkan sekolah.
Eun Suh berkata "Kakak, saya tidak bisa membawa sepeda dengan baik."
Tapi Joon Suh tidak menghiraukannya, lalu Eun Suh cemberut.
Di  perjalanan, Joon Suh mengawasi Eun Suh dari belakang karena Eun Suh  belum bisa mengendarai sepeda dengan baik. Lalu Joon Suh turun dari  sepeda dan menuntun sepedanya. Eun Suh mengikuti Joon Suh
Lalu  Eun Suh berkata "Saya melakukan lagi suatu hal yang tidak disukai kakak  saya. Saya benar-benar menyesali itu. Tetapi tidak seluruhnya kesalahan  saya. Saya tidak bisa mengabaikan senior-senior saya. Karena saya tidak  mau dijadikan target mereka. Saya bosan menjadi pembawa pesan."
Joon Suh melirik Eun Suh lalu Eun Suh berkata "Tidak, saya bukan. Saya hanya berharap kamu memberikan saya satu kesempatan."
Joon Suh melirik Eun Suh dan berkata "Kamu dimaafkan." 
Eun Suh tersenyum senang.
Saat melintasi sawah, Eun Suh berkata "Siapakah dia ?"
"Siapa ?" Joon Suh balik bertanya
"Kamu mengatakan ada seseorang." Jawab Eun Suh
Joon Suh hanya  berkata "Diam"
"Siapakah dia ?" Tanya Eun Suh penasaran
"Satu rahasia. Jangan mengatakan apa-apa pada ayah dan ibu." Jawab Joon Suh 
Eun Suh berkata "Itu hak saya."
"Yoon Eun Suh" Joon Suh agak marah dan memanggil nama lengkap Eun Suh
"Itu hak istimewa saya." Jawab Eun Suh 
"Baik, ayo main suit untuk menentukannya." Joon Suh berkata pada Eun Suh 
Eun Suh menyiapkan tangannya lalu berkata "Saya sudah siap"
Ternyata Eun Suh kalah "Saya kalah lagi." Eun Suh berkata sambil cemberut.
Lalu ia pergi meninggalkan Joon Suh sambil berkata "Mengapa saya selalu kalah ?"
Joon Suh tertawa. Ternyata Eun Suh selalu memilih batu juka bermain suit.
Joon Suh tertawa. Ternyata Eun Suh selalu memilih batu juka bermain suit.
Tiba-tiba  hujan turun. Joon Suh mengejar Eun Suh lalu mereka mulai mengayuh  sepeda lagi. Mereka bermain hujan-hujanan. Lalu mereka berteduh di suatu  tempat sambil menunggu hujan berhenti. 
Eun Suh : "Mengapa tidak berhenti ?"
Joon Suh : "Itu hanya air pancuran saja."
Lalu  Eun Suh membuka roknya. Joon Suh kaget lalu menutupi Eun Suh.  "Apa  yang kamu lakukan ?" tanya Joon Suh. "Tidak apa-apa. Tidak ada seorang  pun disini. Dan saya memakai slip (dua rok)." Jawab Eun Suh tenang. "Dua  rok ? Kapan kamu mulai memakai itu ?" Joon Suh bertanya sambil menatap  Eun Suh. "Saya sudah dewasa sekarang." Jawab Eun Suh
Joon  Suh tertawa lalu memperhatikan slip Eun Suh. Eun Suh bingung mengapa  Joon Suh melihatnya, ia bertanya "Apa yang kamu perhatikan ?" Joon Suh  hanya tertawa. Lalu Joon Suh menatap hujan dan menengadahkan tangannya.  Eun Suh mengikuti Joon Suh.
Di  rumah, Eun Suh sedang mandi bersama ibunya. Ia menceritakan seseorang  yang disukai kakaknya. Lalu Ibu Eun Suh bertanya "Jadi, kakakmu  menginginkan seseorang ?" "Dia mengatakan itu rahasia." Eun Suh  menjawab. Ibunya hanya tertawa lalu bertanya pada Eun Suh "Apakah kamu  juga menyukai seseorang." "Ya" Jawab Eun Suh senang. "Siapakah  dia ?  Apakah saya mengenal dia ?" Ibu Eun Suh bertanya pada anaknya itu. "Itu  Joon Suh." Jawab Eun Suh polos. Ibunya terkejut lalu mengelitiki Eun  Suh. Tiba-tiba Eun Suh mengeluh kesakitan. Ternyata Eun Suh sudah tumbuh  menjadi gadis remaja. Lalu ibunya berkata "Ketika kamu sudah kuliah  nanti dan punya pacar, kamu harus beritahu saya dulu." "Ya" Eun Suh  menuruti perkataan ibunya. Lali mereka membicarakan bagian bawah telinga  mereka. Ternyata bagian bawah telinga ibu dan nenek Eun Suh gemuk,  sedangkan punya Eun Suh tipis. Lalu Eun Suh berkata "Saya tidak terlihat  seperti putrimu. Saya pasti diadopsi." Ibunya tertawa lalu menyentuh  hidung Eun Suh sambil berkata "Eun Suh putri saya yang cantik." 
Saat  makan malam, setelah selesai Eun Suh mengatakan  ia kekenyangan karena  makan terlalu banyak. Ibunya menyuruhnya makan lebih banyak karena  sedang dalam masa puber. Lalu ayah dan kakaknya melihat ke arah Eun Suh  dengan wajah kaget. Lalu ibunya berkata bahwa sekarang Eun Suh sedang  dalam masa pertumbuhan. Eun Suh melarang ibunya mengatakan hal itu  karena ia malu, namun ibunya tetap mengatakannya. Lalu Joon Suh meledek  Eun Suh dan merekapun kejar-kejaran. Eun Suh mengadu pada ibunya agar  Joon Suh berhenti mengejarnya. Lalu mereka pergi ke halaman rumah untuk  berbincang-bincang.
Keesokan  harinya, saat perjalanan menuju sekolah. Eun Suh membicarakan tentang  pemilihan presiden kelas. Ia ingin sekali menjadi presiden kelas, ia  mengatakan bahwa ia akan bekerja keras untuk semua orang. Lalu tanpa  sadar Eun Suh menyebutkan satu nama, yaitu Choi Shin Ae. Choi Shin Ae  adalah saingan Eun Suh. Lalu Joon Suh menanyakan apakah Shin Ae  menyusahkan Eun Suh. Namun Eun Suh berkata bahwa Shin Ae tidak  menyusahkannya. 
Lalu,  dua orang gadis menghampiri Joon Suh diruang seni. Salah satunya adalah  Shin Ae. Shin Ae mengatakan bahwa ia menyukai lukisan Joon Suh, dan ia  ingin agar Joon Suh membantunya membuatkan gambar untuk puisi yang  diikutsertakan Shin Ae dalam kontes. Namun Joon Suh menolaknya  mentah-mentah. 
Di  kelas Eun Suh sedang diadakan penghitungan suara. Ternyata Eun Suh  berhasil menjadi presiden kelas mengalahkan Choi Shin Ae. 29 suara untuk  Eun Suh dan 16 suara untuk Shin Ae (emang enak shin Ae =P)  Guru  mengumumkan bahwa bulan depan ada kontes puisi, lalu guru sastra memilih  Eun Suh dan Shin Ae untuk mengikuti kontes tersebut. Namun gurunya  lebih memilih Eun Suh karena Shin Ae sudah pernah mengikuti kontes  tersebut di semester sebelumnya. Sehingga Shin Ae harus memberi  kesempatan pada yang lainnya (dalam hal ini Eun Suh). Shin Ae tidak  terima. Ia terlihat marah. Tiba saat pelajaran olahraga. Para siswi  berganti baju. Lalu teman Shin Ae mengejek Eun Suh. Teman Eun Suh  membelanya. Lalu Eun Suh mengulurkan tangannya pada Shin Ae. Namun Shin  Ae menolaknya. Para siswa asik bermain basket, sementara Shin Ae tinggal  di kelas. Saat ingin berganti baju seragam, teman Eun Suh menghampiri  Eun Suh dengan panik. Ternyata slip milik Eun Suh digantung diatas  pohon. Para siswa sibuk melihat itu. Ternyata yang melakukannya tak lain  tak bukan adalah Shin Ae. 
Saat  pulang sekolah, Joon Suh memarahi Eun Suh. Lalu teman Eun Suh berkata  bahwa yang melakukan semua itu adalah Shin Ae. Shin Ae selalu  menyusahkan Joon Suh. Kebetulan Shin Ae berada dekat dari posisi Joon  Suh, Joon Suh langsung menghampiri Shin Ae. Eun Suh berniat menyusul  Joon Suh tapi ia malah tertabrak mobil. 
Orangtua  Eun Suh datang ke rumah sakit. Mereka menanyakan keadaan Eun Suh pada  Joon Suh, tapi Joon Suh menangis dan mengatakan bahwa semua ini  salahnya. Ternyata Eun Suh harus menjalani suatu operasi. Ternyata saat  dokter meminta transfusi darah, tidak ada golongan darah yang cocok  dengan Eun Suh. Kedua orang tua Eun Suh kaget. Ibunya menangis saat  mengetahui bahwa golongan darahnya tidak cocok dengan Eun Suh. Di  perjalanan pulang, ibu Eun Suh masih saja menangis. Ia tidak percaya. Di  mobil, ayah Eun Suh berkata bahwa kemungkinan besar Eun Suh bukan anak  mereka. Tapi Ibu Eun Suh tidak percaya. Ia menangis.
Di  rumah sakit, Joon Suh menemani Eun Suh. Eun Suh masih tertidur, Joon  Suh berkata "Eun Suh, melihatmu seperti ini, saya takut kamu tidak bisa  bangun lagi." Joon Suh memegang tangan Eun Suh lalu berkata "Apakah itu  sangat menyakitkan ? Saya menyesal telah menyakitimu." Tiba-tiba Eun Suh  berkata "Kamu sudah dimaafkan" "Yoon Eun Suh" Joon Suh berkata sambil  terkejut. Eun Suh tertawa lalu ia berkata "Kamu meminta maaf pada saya  saat tertidur tapi saat saya bangun kamu pasti tidak akan mengatakan  apa-apa." "Ya. Itu memang benar." Jawab Joon Suh. Eun Suh kesal, lalu ia  menanyakan ayah dan ibunya. Joon Suh bilang, ayah dan ibu sedang  mengambil baju dan akan kembali besok pagi. Ia yang akan menemani Eun  Suh di rumah sakit. Lalu Eun Suh bertanya "Apakah kamu terkejut saat  saya sadar ?" "Tidak." Jawab Joon Suh "Kamu menyebalkan" Eun Suh berkata  pada Joon Suh. Lalu Joon Suh berkata "Jantungku hampir berhenti." "Kamu  dimaafkan." Kata Eun Suh. Lalu Joon Suh menarik lengan Eun Suh, Eun Suh  mengeluh kesakitan. Joon Suh bertanya apakah itu menyakitkan, tapi Eun  Suh menjawab ia akan melaporkannya pada ibu dan tidak mau bermain dengan  Joon Suh lagi. 
Di  rumah, orangtua mereka tidak bisa tidur. Mereka memikirkan Eun Suh. Ibu  Eun Suh tidak terima dan ia mengatakan bahwa Eun Suh adalah putrinya.  Ayah Eun Suh mendatangi rumah sakit tempat Eun Suh dilahirkan. Ternyata  Shin Ae adalah anak kandung orangtua Joon Suh. 
Di  sekolah, Joon Suh memanggil Shin Ae. Lalu ia bilang bahwa ia akan bantu  membuatkan ilustrasi untuk puisinya. Lalu Joon Suh berkata pada Shin Ae  agar ia tidak mengganggu Eun Suh lagi. Shin Ae sempat menolak dan ia  berkata seharusnya Joon Suh berkata lebih ramah, akhirnya Joon Suh  berlutut di hadapan Shin Ae. Ia memohon agar Shin Ae tidak mengganggu  Eun Suh lagi. Tiba-tiba mobil orangtua Joon Suh lewat. Ternyata,  orangtua Joon Suh sedang mencari anak mereka. Tanpa disadari ternyata  Joon Suh mengikuti mereka. Ibu Joon Suh sempat tidak mau masuk ke dalam  rumah Shin Ae, tapi suaminya memaksanya. Akhirnya ibu Joon Suh menurut.  Ayah Joon Suh mengatakan bahwa putri mereka tertukar. Ibu Joon Suh  terkulai lemas. Joon Suh mendengar perkataan itu, ia menangis dan pergi  meninggalkan tempat itu. Ibu Joon Suh menangis sepanjang perjalanan  pulang. Ia meminta suaminya untuk membawanya ke rumah sakit menemui Eun  Suh. Ibu Joon Suh melarang suaminya ikut menjenguk Eun Suh. Ibu Joon Suh  memeluk Eun Suh lalu berkata bahwa ia akan melindungi Eun Suh dan tidak  akan membiarkan seorangpun menyakitinya. Ia bilang ia ingin mencarikan  pemuda yang baik untuk Eun Suh dan memilihkan baju pernikahan yang bagus  saat Eun Suh menikah nanti. Flashback saat Eun Suh dilahirkan, Joon Suh  ditinggal sebentar oleh ayahnya yang mengambil kamera. Lalu Joon Suh  masuk ke ruang bayi dan menjatuhkan tanda nama Eun Suh dan Shin Ae.  Suster datang dan mengembalikannya namun tidak ke tempat yang benar  (tertukar). Ibu Shin Ae merenungi ucapan ayah Joon Suh. Ibu Joon Suh  terus menangis.
Joon  Suh pulang dengan lemas. Ayah Joon Suh mengatakan bahwa selama ini  anaknya tinggal di tempat yang berantakan, ibu Shin Ae juga bukan ibu  yang baik. Ibu Joon Suh mengatakan bahwa ia juga tau. Ibu Joon Suh  menginginkan agar mereka pergi ke Amerika dan melupakan segalanya.  Setelah mendengar itu, Joon Suh pergi ke rumah sakit menjenguk Eun Suh.  Joon Suh mengatakan bahwa ia akan memberitahu suatu rahasia pada Eun  Suh, ternyata itu mengenai orang yang ia suka. Ternyata orang yang ia  maksud adalah Eun Suh. Joon Suh bertanya "Eun Suh, jika kita bukan  saudara kandung apakah kita masih bisa bertemu ?" "Tentu saja, kita  memang ditakdirkan untuk bertemu." Jawab Eun Suh. Lalu mereka bermain  suit, kali ini Eun Suh menang.
Orangtua  Joon Suh datang ke sekolah untuk melihat kontes. Ayah Joon Suh berkata  pada istrinya apakah ia tidak ingin melihat Shin Ae untuk terakhir  kalinya. Istrinya menjawab ya. Ternyata Eun Suh memenangkan kontes itu.  Lalu tidak sengaja mereka bertemu dengan ibu Shin Ae. 





lanjutannya mana. pengen terus baca sinopsis ini
BalasHapusPls dong kelanjutannya...sinopsisnya bagus dan lengkap..walaupun dah nonton masih pgn baca lagi..:D
BalasHapus