Isi hati Jin-guk: Sebenarnya kau ini orang seperti apa? Ada saatnya kau bersikap buruk. Kadang kau seperti putri yang malang. Kadang kau begitu berani. Kadang kau membuatku khawatir….Azuraku (Azura adalah nama dewi Kamadatu dari ranking terendah dan sangat cantik)
Guru Kang mondar mandir di depan kelas (yang sudah penuh oleh coretan berisi makian terhadap Hye-mi) diiringi tatapan ketiga muridnya. Ia tak habis pikir mengapa Hye-mi berani bertaruh seperti itu. Hye-mi berkata selama ia bisa sukses, ia pasti menang. “Jadi, tolonglah aku,” gumam Hye-mi. Meminta tolong dan meminta maaf sepertinya pekerjaan yang sangat sulit buat Hye-mi ^^
Guru Kang tidak bisa mendengar dengan jelas, akhirnya Jin-guk berseru, “Ia meminta tolong padamu. Yaaa…mengapa kau bersuara begitu kecil… berbicaralah lebih keras.” Hye-mi memalingkan wajahnya, masih kesal dengan Jin-guk yang telah mempermalukannya. Oh-hyuk tersenyum.
Sam-dong juga meminta tolong pada Oh-hyuk, jika ia menolong pasti mereka berhasil. Oh-hyuk tersenyum dan menghela nafas, baru kali ini ada muridnya yang begitu percaya padanya. Biasanya ia tidak dianggap.
Sam-dong malah menambah dengan petuah ibunya, bahwa tembok penghalang bila dirubuhkan dapat menjadi jembatan. Selama mereka bertiga bekerja keras, tembok itu pasti roboh dan menjadi jembatan. Jin-guk sampai bergidik mendengarnya hehe…
Kepercayaan dan optimisme murid-muridnya menambah semangat Oh-hyuk. Ia akan membantu mereka untuk kembali ke kelas seni (bukan kelas percobaan lagi). “Bagaimana kalau bukan bertiga, tapi berempat.” Pil-suk muncul dari pintu. Yeaaayy…Pil-suk joins the team. Sepertinya karena ia tidak berhasil menurunkan berat badan sesuai target maka ia dioper ke kelas percobaan. Tapi wajahnya sudah menjadi cantik bukan?^^
Guru Shi juga mengingatkan murid-muridnya akan evaluasi musik yang akan diadakan beberapa hari lagi. Bila mereka tak berhati-hati mereka akan pindah ke kelas percobaan. Pengevaluasi kali ini adalah guru Bong dan jika nilai mereka dalam evaluasi musik meningkat 10% mereka akan ikut tampil dalam pertunjukkan. Tentu saja ini akan membantu mereka debut lebih cepat. Ini adalah cara guru Shi agar murid-murid lebih giat untuk evaluasi mereka. Ancaman dan umpan.
In-sung, yang sepertinya menyukai Baek-hee sejak awal, meminta Baek-hee menraktirnya karena bandulnya sudah ditemukan. Tapi Baek-hee ternyata ingin mengajak Jin-guk juga. Ia ingin berterima kasih padanya karena telah mengembalikan kalungnya. Dan Baek-hee menyukai Jin-guk…wow, satu lagi masalah di antar Hye-mi dan Baek-hee.
Sam-dong mendekati Hye-mi yang sedang tertidur di meja. Dengan gugup ia berusaha memasang plester pada luka di dahi Hye-mi (mungkin akibat aksi bullying siswa lain). Tepat saat ia hendak menempelkannya, mata Hye-mi terbuka lebar. Terkejut dan gugup, Sam-dong jatuh terduduk. Ia menjelaskan bahwa dahi Hye-mi terluka. Hye-mi mengambil plester itu dan memasangnya di dahinya sendiri. Ia berterima kasih dengan cuek dan berjalan keluar kelas.
Sam-dong memanggilnya, “Hye-mi, aku minta maaf. Lain kali aku akan melindungimu (agar tak terluka lagi).” Hye-mi berterima kasih, kali ini dengan tulus. Sam-dong terus menatapnya hingga Hye-mi hilang dari pandangan…
Jin-guk ikut makan siang bersama Baek-hee dan In-sung. In-sung membanggakan dirinya bahwa karena dia , Jin-guk bisa masuk Kirin. Jin-guk hanya tersenyum sambil terus makan. Baek-hee terus menatap Jin-guk. Jin-guk tak bisa lama-lama bersama mereka, ia segera pergi begitu mendapat sms. Hye-mi berlari mengejarnya dan berusaha menghentikannya tapi Jin-guk tidak mendengar karena sedang memakai helm. Baek-hee memegang bandulnya dan berkata ia sangat berterima kasih pada Jin-guk karena telah mengembalikan kalung itu padanya. Diam-diam In-sung memperhatikan dan patah hati… kasihan In-sung
Guru Kang menjelaskan pada keempat muridnya bahwa masuk kelas percobaan berarti mereka tidak bisa mengikuti kurikulum resmi Kirin (peraturan macam apa itu??). Mereka tidak bisa masuk ruang vokal dan ruang menari, hanya di ruang seni saja. Oh-hyuk menjelaskan panjang lebar dengan berapi-api namun Hye-mi segera memotongnya agar langsung pada poinnya.
Oh-hyuk berkata pelajaran pertama adalah menyampaikan perasaan melalui musik. Saat menyanyi, perasaan dari lagu itu itu harus tersampaikan pada pendengar. Pendengar harus menyatu dengan lagu. Di kelas reguler, guru kacamata (Gong Min-guk) mengatakan penyanyi harus bisa menangkap emosi lagu bukan hanya mengenai lirik dan kord lagu. Sebelum bisa membuat pendengar menangis satu kali karena terharu dengan nyanyian kita, penyanyi harus terharu 1000 kali lebih dulu.
Langkah pertama adalah dengan menggerakkan otot wajah. Mereka berlatih ekspresi-ekspresi dasar manusia : pertama, ekspresi cinta.
Lalu pujaanmu mendapat kecelakaan pada malam pernikahan (ekspresi sedih).
Pada hari pemakaman, kau menemukan dia mempunyai kekasih lain (ekspresi marah?). Diam-diam Oh-hyuk merekam pelajaran itu dengan HPnya.
Ia memutar pelajaran itu di depan keempat muridnya untuk berlatih. Cerita berlanjut, kekasih lain itu ternyata adiknya sendiri. Ehem…ini bukan pelajaran menulis drama??
Singkatnya, tunangan yang mati sebelum pernikahan itu ternyata berselingkuh dengan calon adik iparnya (reaksi terkejut/shock). Beginilah reaksi keempat murid Oh-hyuk:
Namun ternyata ia terbangun dan mendapati semua itu hanya mimpi (ekspresi lega).
Oh-hyuk memuji Pil-suk karena bisa menyesuaikan ekspresi tepat dengan cerita. Dengan malu-malu Pil-suk berterima kasih. Oh-hyuk melihat Hye-mi dan bertanya mengapa Hye-mi tidak berakting? Aku berakting, jawab Hye-mi. Akting dingin. Mana ada akting dingin, yang ada akting jelek, sahut Oh-hyuk gemas. Bwahahaha… Ayo keluarkan ekspresimu, bagaimana aku bisa menilai jika kau tidak berekspresi, kata Oh-hyuk lagi.
Tiba-tiba mereka dikejutkan dengan kedatangan Kepsek Shi, lengkap dengan suara menggelegarnya. Ooo…ada yang aneh dengan pakaiannya. Ia meniru pakaian Direktur Jung, lengkap sampe kacamata dan gaya rambutnya…he got style hahaha^^
Sayangnya mereka juga dilarang menggunakan kelas seni. Oh-hyuk berkata dengan kesal kelas ini kan sudah tidak dipakai, jika kelas ini juga tidak boleh digunakan maka ia akan….Akan apa,tanya Kepsek Shi. Oh-hyuk langsung mengkeret. “Tidak ada ada apa-apa, anak-anak ayo kita pergi”. Semua terpaksa mengikuti.
Mereka berakhir di ruang bawah tanah tempat Jin-guk dan In-sung biasa berkumpul. Semua sepakat menggunakan tempat itu dan mulai membersihkannya. Seneng deh liat semuanya kompak^^ Masalah baru muncul, mereka tidak punya guru vokal. Guru lain pasti akan dikeluarkan jika mengajar mereka.
Oh-hyuk memikirkan seseorang. Sam-dong bersemangat, tunggu apa lagi, ajak d i ake sini. Ini akan sulit karena orang ini membencinya bahkan lebih dari Hye-mi membenci Oh-hyuk. Siapa dia?
Yang Jin-man menatap ponselnya. Dari Oh-hyuk. Ia tidak mengangkatnya. Namun Oh-hyuk telah menunggunya dan segera menghampirinya dengan ramah. Guru Yang mengingatkan ia sudah menyuruh Oh-hyuk untuk pura-pura tidak mengenalnya. Guru Kang menunjukkan buku Dream High semasa SMA.
“Kau ingat buku catatan ini? Ini dibuat oleh kita berdua saat SMA dulu. Kau tahu buku ini berada di tangan siapa? Jangan terkejut saat kau mendengarnya. Buku ini ada pada Direktur.”
Guru Yang berhenti melangkah sejenak tapi melanjutkannya lagi.
“Bukan hanya itu. Aku juga yang memikirkan nama Sekolah Seni Kirin. Lengkap dengan alamatnya. Tapi apa kau tahu apa yang paling menakjubkan?”
Guru Yang tertarik, apa?
“Namamu ada dalam daftar guru. Kau adalah guru terbaik di Kirin. Direktur memutuskan untuk mempekerjakanmu setelah melihat buku ini. Dia pasti punya rencana dibalik menjadikanmu guru bahasa Inggris.”
Apa itu? Tanya Jin-man penasaran
“Menjadi guru segala guru. Tentu saja mengajar di kelas percobaan.”
Jin-man langsung meninggalkan Oh-hyuk hehe…^^
Oh-hyuk mengejarnya dan memohon agar Jin-man mau membantu. Jin-man tetap tidak mau, kau ini hanya membuatku dalam masalah saja. Ia berjalan pergi namun kata-kata Oh-hyuk berikutnya menghentikannya.
“Hei!! Apa kau mau anak-anak itu berakhir sepertimu? Bukankah kita ini senasib, menjadi seperti sekarang karena keadaan? Jika anak-anak itu percaya mereka tidak bisa debut (tidak bisa menjadi penyanyi atau penari) maka mereka tidak bisa menunjukkan bakat mereka, sama sepertimu.”
Jin-man berjalan mendekati Oh-hyuk dan…Bukk!! Meninju perutnya. Ini semua karena kata-katamu, lidahmu seharusnya dijadikan simpul. Oh-hyuk masih berusaha ia meminta Jin-man menjual keyboardnya padanya.
Kakak Oh-hyuk tak sengaja bertemu dengan Do-shik. Do-shik bertanya mengenai harga rumah di daerah sini (daerah rumah Oh-hyuk). Kakak Oh-hyuk mengatakan harganya bagus, jika akan diadakan pembangunan jalan, pasti harganya meningkat 2-3 kali lipat. Do-shik sangat senang, mudah-mudahan kita bertetangga. Wah, kakak Oh-hyuk bakal ngamuk kalau tahu ternyata rumahnya yang ditanya Do-shik.
Hye-mi tetap mengalami banyak hal tak menyenangkan. Coretan-coretan di dinding, juga sepatunya dirusak. Ia menuduh Bek-hee, yang kebetulan berada di dekat lokernya, yang melakukannya. Baek-hee membantah. Mereka pun bersilat lidah. Namun begitu melihat kedatangan Jin-guk, Bek-hee langsung berubah (kaya bunglon).
“Mengapa kau terus menuduhku? Aku hanya ingin berteman denganmu, Hye-mi-ah,” katanya dengan memelas. Hye-mi sebal sekali dan mengajak Baek-hee bicara di luar. Tapi Jin-guk menahannya dan malah memarahi Hye-mi terus membuat masalah. Hye-mi semakin kesal pada Jin-guk.
Ternyata Jin-guk bukannya membela Baek-hee tapi ia tahu siapa pelaku sebenarnya. Jo In-sung. Ia mencegah In-sung yang diam-diam hendak melempar telur pada Hye-mi. In-sung bertanya bagaimana Jin-guk bisa tahu kalau ia yang melakukannya. Jin-guk mengenali tulisan In-sung.
Ia memperingatkan In-sung untuk tidak melakukannya lagi. In-sung malah berkata Hye-mi pantas diperlakukan seperti itu, ia hanya membantu semua orang. Jin-guk sangat marah, ia melempar telur itu ke tiang dekat tempat In-sung berdiri. “Jika kau mengganggu Hye-mi lagi, kau akan mati.” Baek-hee diam-diam mendengar semuanya. O-oww..dan ia sangat kesal.
Jin-man mengantar keyboardnya ke tempat latihan. Para murid antusias melihat keyboard terutama Sam-dong. Ia langsung memencet-mencet tutsnya. “Wah, kau bisa memainkan kord,” puji Jin-man. Apa itu kord, aku hanya memainkannya karena kupikir suaranya bagus, kata Sam-dong. Jin-man bersikeras Sam-dong telah menekan kord C dan D. Lalu ia memberitahu kord lainnya, A dan G. Nah dengan begini kau bisa membuat lagu, kata Jin-man. Ia menyanyikan sedikit lagu. Oh-hyuk tersenyum memperhatikan temannya.
Jin-man melihat senyum Oh-hyuk dan buru-buru meminta keyboardnya segera dilunasi. Oh-hyuk berkata ia akan melunasinya setelah gajian. Jin-man sepertinya melunak melihat para siswa yang antusias itu. Apalagi ketika Sam-dong meniru lagunya dan tidak tahu berikutnya. Jin-man menggelengkan kepalanya berusaha melawan desakan untuk mengajar lebih jauh, biarkan saja. Begitulah kalau jadi guru, selalu ingin mengajar sampai muridnya bisa. Ingin mentransfer ilmu^^
Giliran guru Shi yang mengajar kelas reguler. Ia menekankan pentingnya memilih lagu yang tepat untuk evaluasi nanti. Ah-jeong bertanya bagaimana cara menjiwai lagu. Guru Shi memanggil guru Kang yang kebetulan lewat. Tanpa penjelasan guru Shi bersikap seperti seorang yang jatuh cinta dan menggodanya dengan kata-kata cinta di depan para murid. Guru Kang memakan umpannya dan berkata ia tidak tertarik karena ia telah memiliki wanita lain.
Guru Shi langsung kembali seperti semula, mengatakan bahwa begitulah cara menjiwai lagu. Dengan mengeluarkan melodi dari lagu itu. Kata-kata yang ia gunakan untuk menggoda guru Kang adalah lirik sebuah lagu, yang dengan tepat ditebak oleh Jason. Jadi gunakan liriknya untuk menjiwai lagu, seperti membaca puisi. Oh-hyuk tidak kesal atau sedih, ia malah senang karena hal itu memberinya ide untuk diajarkan pada anak-anak.
Jin-man datang saat Oh-hyuk mengajar dan menyindir sampai berapa lama Oh-hyuk akan menjiplak pengajaran dari guru lain. Oh-hyuk senang sekali melihat Jin-man. Jin-man berkata ia hanya membantu sampai evaluasi musik selesai. Jin-man pun mengambil alih sebagai guru. Semua antusias mendengar pengajarannya.
Guru Yang memulai pengajarannya. Menyanyi dengan bagus bukan berarti kau bisa mencapai nada-nada tinggi. Hal yang paling penting adalah menyampaikan emosi pada penonton. Bernyanyi itu seperti berbicara pada seseorang.
Maka mereka pun mulai berlatih dengan mengucapkan lirik dari lagu yang akan mereka nyanyikan seakan mereka sedang berbicara pada orang lain. Murid kelas reguler pun melakukan hal yang sama. Jason, Pil-suk, dan Baek-hee dapat melakukannya dengan baik.
Tiba giliran Hye-mi. Ia mengucapkan liriknya bagai robot, datar dan tanpa ekspresi. Jin-man terus menyuruhnya mengulang namun Hye-mi hanya menaikkan suaranya (jadi seperti orang marah tapi tanpa ekspresi). Jin-man tak tahu lagi harus bagaimana mengajarnya dan menyindir Hye-mi memang the best.
Hye-mi bertanya masalahnya ada di mana. Jin-man berkata, semuanya. Ia mulai meledak, tidak ada yang bagus darimu, siapa yang mau memilihmu (untuk debut). Oh-hyuk menenangkannya dan memintanya keluar dulu untuk menenangkan diri.
Oh-hyuk mengambil alih. Lagu yang akan dinyanyikan Hye-mi adalah lagu yang dinyanyikannya saat audisi. Lagu itu berjudul “Goose’s Dream”. Oh-hyuk menerka Hye-mi masih tidak tahu mengapa ia gagal audisi. Hye-mi membenarkan. Oh-hyuk bertanya, menurut Hye-mi apa arti dari impian yang kosong? Hye-mi mengingat-ingat lirik lagu tersebut untuk mencari jawabannya.
Oh-hyuk tersenyum dan meminta Pil-suk yang menjawab. Pil-suk menjawab mimpi yang kosong adalah racun. Oh-hyuk berkata sampai sekarang Hye-mi belum memahami isi lagu tersebut tapi berusaha menyanyikannya. Kemampuan Hye-mi menyanyi di atas tiga siswa lainnya tapi kemampuan untuk merasakan lagu tidak mencapai sepersepuluh tiga siswa lainnya. Oh-hyuk berkata jika Hye-mi terus seperti ini, ia tidak akan menang. Hye-mi terdiam.
Keesokannya Hye-mi mendengar Pil-suk menyanyi sendiri di kelas. Ia menghampiri Pil-suk dan mengatakan kemampuan menyanyi Pil-suk di bawahnya tapi ia mengakui kemampuannya dalam menyampaikan emosi lagu jauh lebih baik darinya. Ia bertanya apa yang Pil-suk pikirkan ketika menyanyi. Bagaimana caranya agar bisa menyanyi dengan perasaan dan ekspresi seperti Pil-suk?
Pil-suk terdiam sejenak. Mudah saja, jawabnya sambil tersenyum, kau harus jatuh cinta. Jatuh cinta? Bukannya memikirkan jawaban Pil-suk, Hye-mi malah meragukan Pil-suk (yang bertubuh gemuk dan “tidak menarik”) bisa jatuh cinta. Dengan siapa, tanya Hye-mi.
Tidak mungkin, kata Hye-mi saat mengetahui Jason-lah orang yang disukai Pil-suk. Pil-suk berkata mungkin terlihat tidak mungkin tapi permenku-lah yang terletak di atas piano. Apa hanya itu buktinya, tanya Hye-mi. “Bukan hanya itu, ia selalu membukakan pintu bila aku mau lewat dan menungguku. Sambil tersenyum cerah ia menyapaku. Dan yang paling penting, lirik lagu itu (Jason sedang menyanyi) seakan ditujukan langsung padaku. ‘Aku tidak akan melepasmu sampai aku mati’.’Bagaimana aku bisa melepaskanmu’. Ini pasti karena aku dipindahkan ke kelas percobaan,” kata Pil-suk.
“Kurasa aku mengerti perasaaan itu,” ujar Hye-mi. Perasaan apa, tanya Pil-suk. “Perasaan mengkhayal,” jawabnya, lalu pergi. Pil-suk tertunduk sedih.
Tapi Hye-mi sebenarnya mulai memperhatikan teman barunya ini. Ketika Jason melakukan hal yang sama untuknya, membukakan pintu dan menyapanya dengan ramah, ia bertanya apa Jason memang melakukan hal itu pada siapa saja? Jason mengiyakan, itu disebut tata krama. Bukan, sahut Hye-mi cepat, di negara kami (Jason berasal dari Amerika) itu disebut ‘melakukan semua yang menyenangkan’. Ini artinya kau jahat. Jangan membuat orang polos mengkhayal tanpa alasan.” Jason tertawa tak percaya. Masa berbuat baik disebut jahat^^
Jin-guk mendapat telepon dri kantor polisi. Kakaknya yang dulu berbagi apartemen dengannya bunuh diri dengan menjatuhkan diri dari gedung bertingkat. Tapi untunglah usaha bunuh dirinya itu gagal, menyisakan memar di dahi dan keretakan di tulang ekor karena ia mendarat dengan bokongnya. Eh, kalo jatuh bokongnya duluan yang menimpa lantai, kok bisa ada memar di dahi ya? Mungkin karena luka di bokong tidak kelihatan makanya ditambah memar di dahi biar kelihatan abis jatuh hihi^^.
Jin-guk dan guru Kang bergegas ke kantor polisi. Jin-guk bertanya mengapa kakaknya melakukan hal sebodoh itu. Alasan ia berusaha bunuh diri adalah karena ia gagal dalam ujian menjadi pengacara. Ia memutuskan untuk pulang ke kampungnya dan berjualan ayam. Jin-guk masih mengkhawatirkannya namun ia meyakinkan Jin-guk. ”Aku tak akan mengulangi kebodohan yang sama, terlalu menyakitkan.”
Jin-guk ingat akan janji mereka berdua. Jika Jin-guk berhasil masuk Kirin, kakaknya akan mengenakan rok mini dan mencukur alisnya (sudah dilakukan dan membuat Jin-guk tertawa berguling-guling). Jika kakaknya lulus ujian, Jin-guk akan mengenakan rok mini, mencukur alis dan menyanyikan lagu SNSD. Jin-guk berkata pada Oh-hyuk ia ingin mempelajari lagu baru. Lagu? Lagu apa?
Ternyata lagu “Genie” dari SNSD (wah lagu ini juga pernah diremake oleh para “ahjumma” dalam drama I am Legend). Hye-mi tak setuju. Mereka seharusnya mempersiapkan diri untuk evaluasi akhir bulan nanti. Jin-guk berkata ia akan melakukannya sendiri, ia tidak mau merepotkan yang lain.
Tapi Oh-hyuk mengatakan ini semua untuk Hye-mi. Untuk membantunya belajar menemukan emosi lagu. Walau Hye-mi melihat partitur musik selama 100 tahun, ia tidak akan menang melawan Baek-hee. Jadi percayalah padaku sekali saja, kata guru Kang. Hye-mi terpana. Mereka tak pernah melihat guru Kang setegas itu.
Maka merekapun menuju tempat kakak Jin-guk tinggal. Karena letaknya di luar kota, mereka pergi menggunakan bus bersama-sama. Duh seneng ya bisa pergi rame-rame^^
Kakak Jin-guk sedang bekerja di kedai ayam. Ia sepertinya tersiksa dengan pekerjaannya. Tiba-tiba ia mendengar suara dari luar kedai. Ia berjalan keluar dan melihat seorang gadis, bukan…dua gadis menyanyi lagu “Genie”. Dari belakang Hye-mi, muncullah Jin-guk dan Sam-dong. Mereka menyanyikan lagu itu lengkap dengan tariannya namun dengan versi mereka sendiri tentunya.
Banyak orang menonton mereka tapi mereka bernyanyi untuk kakak Jin-guk. Mereka menyanyi dengan lepas dan menikmati lagu tersebut. Dan berhasil! Kakak Jin-guk sangat terharu. Ia diminta untuk tidak melupakan impiannya menjadi pengacara. Ia menangis.
Suasana setelah itu sangat menyenangkan. Mereka makan dan bercanda bersama. Jin-guk mengatakan ini hanya latihan, setelah kakaknya lulus ujian, ia akan menari SNSD dengan rok mini. Kakaknya berkata, kau harus menandatangani kontrak (menjadi penyanyi), dan aku yang akan menjadi ahli hukumnya. Pokoknya lakukan saja yang terbaik, jangan berpikir terlalu banyak, kata Jin-guk.
Kakak memeluk Jin-guk dengan penuh rasa terima kasih. Jin-guk mengingatkan agar ia tidak menyerah. Sam-dong bertanya, apa mereka kakak beradik kandung? Jin-guk menyahut, bagaimana bisa kandung, kami tidak mirip sama sekali. Aku juga tidak suka, kata kakaknya, bagaimana bisa aku terlihat tua seperti dia, banyak yang bilang aku terlihat muda. Mereka bercanda Jin-guk memang terlihat tua, apa perlu kupanggil oppa kata Pil-suk riang. Tapi sebenarnya tidak ada yang tahu usia Jin-guk sebenarnya. Hye-mi sedikit terkejut mendengarnya.
Dalam perjalanan pulang, semua tertidur kelelahan di bis. Kecuali Hye-mi dan Jin-guk. Jin-guk melirik ke arah Hye-mi tapi Hye-mi memalingkan wajahnya. Jin-guk berterima kasih atas bantuan Hye-mi dan bertanya apa Hye-mi masih mengacuhkannya.
Hye-mi menulis di kaca, “benarkah kau tidak tahu tanggal lahirmu?” Jin-guk menjawab iya, tapi aku tahu tanggal lahir palsuku. Kapan, tulis Hye-mi di kaca. Jin-guk menulis jawabannya di kaca, “pada malam Natal.”
Hye-mi jadi ingat pada suatu malam Natal (malam saat mereka berebut yoghurt) ketika ia masih kecil, ia pernah bertemu seorang anak laki-laki yang tidak tahu kapan tanggal lahirnya dan tidak pernah merayakan ulang tahun, tidak pernah meniup lilin, tidak pernah dinyanyikan lagu ulang tahun. Merasa kasihan, Hye-mi kecil mempersiapkan biskuit-biskuit coklat yang disusun dan menyalakan lilin di atasnya. Ia mengatakan ayah dan ibunya selalu melakukan hal itu pada hari ulang tahunnya. Ia juga menyanyikan lagu ulang tahun untuk anak itu.
Kembali ke masa sekarang, Hye-mi menyadari Jin-guklah anak lak-laki itu. Sebelumnya Jin-guk sudah pernah mencoba mengingatkan Hye-mi pada masa lalu mereka dengan bertanya apakah Hye-mi ingat sesuatu saat melihat yoghurt, tapi Hye-mi tidak menangkap maksudnya. Ia melirik ke arah Jin-guk namun Jin-guk sudah terlelap.
Kepsek Shi mendekati guru Bong (guru kacamata) yang bertugas mengevaluasi anak-anak. Ia bertanya apakah guru Bong tahu anak-anak dari kelas percobaan akan mengikuti evaluasi. Guru Bong mengatakan ia sudah mengetahuinya. Kuserahkan mereka padamu, kata Kepsek penuh arti. Tidak perlu meminta apapun, kata guru Bong, evaluasi akan berjalan dengan adil sesuai data. Setelah Kepsek pergi, guru bingo mendekat dan bertanya apakah evaluasi tahun ini kembali menggunakan ruang latihan menyanyi? Guru Bong mengangguk.
Anak-anak kelas reguler membicarakan test itu. Dalam test itu mereka akan menyanyikan lagu yang ingin mereka nyanyikan namun tidak tahu apa kriteria dari penilaian tersebut. Tahun lalu ada yang mendapat nilai 100. Mereka mengerumuni senior mereka namun ia pun tak mengerti mengapa ia mendapat 100 padahal suaranya sempat pecah.
Senior yang lain mengatakan ada standarnya walau ia sendiripun tidak tahu apa itu. Tapi semua orang dalam ruangan test menyetujui hasil test tersebut. Ia mendengar orang yang menang itu menyanyi dan merasa nyanyiannya sendiri sebenarnya lebih baik tapi ia merasa orang itu layak menang. Nyanyiannya terasa menembus ke hati.
Guru Shi membubarkan kerumunan dan menyuruh mereka mempersiapkan diri untuk evaluasi yang akan diadakan hari ini. Ia berbicara berdua dengan Baek-hee. “Kudengar kau bertaruh dengan seorang siswa dari kelas percobaan.” Baek-hee mengiyakan. Guru Shi berkata ia menyukai Baek-hee karena ia tekun dan pekerja keras. Ia ingin Baek-hee menang. Baek-hee tentu saja merasa bangga dan bersemangat.
Sementara itu guru Kang memberi pengarahan terakhir pada murid-muridnya. Ia meminta semua mengingat penampilan “Genie” mereka. Saat itu kemampuan mereka meneruskan pesan dan emosi lagu mendapat nilai 100. Saat lagu dinyanyikan tidak perlu berakting, juga tidak perlu ekspresi wajah. Bernyanyilah karena kalian mengerti rasanya bisa menyanyi. Dengan tulus bernyanyi untuk seseorang. Ini bukan mengenai lagu yang ingin kalian nyanyikan tapi lagu yang kalian ingin mereka dengar.
Saat melewati tangga, Hye-mi melihat coretan dan gambar di dinding telah berubah. Tadinya ada gambar wanita iblis sekarang menjadi gambar gadis cantik. Kata-kata “Pergi” dan “idiot” berubah menjadi “aku akan melindungimu” dan “kau yang terbaik”. Hye-mi tersenyum walalu ia tidak tahu siapa yang melakukannya. Jin-gukkah? Atau Sam-dong?
Test pun dimulai. Para siswa masuk dalam ruangan. Jin-man dan Oh-hyuk melihat dari luar dengan cemas. Mereka pun tidak tahu kriteria penilaian test ini. Tapi setelah satu per satu siswa tampil, Jin-man dapat menebak nilai Jason dengan tepat, yaitu 90. Oh-hyuk bertanya bagaimana Jin-man bisa menebak dengan betul.
“Kau lihat , guru Kong tidak melihat ke arah siswa yang menyanyi tapi ia duduk menghadap siswa yang menonton. Jadi kriteria penilaiannya berdasarkan reaksi dari penonton. Ia menghitung berapa orang yang tidak menonton dalam setiap penampilan.” Mereka mencoba membuktikan teori Jin-man.
Saatnya Baek-hee menyanyi. Oh-hyuk menghitung ada 3 orang yang tidak memperhatikan Baek-hee, jadi nilainya dikurangi 15 artinya mendapat 85. Benar saja, nilai Baek-hee 85.
Giliran Hye-mi. Kedua gurunya sudah was-was. Apalagi ketika Hye-mi tiba-tiba mengganti lagunya, Jin-man mencak-mencak di luar. Ternyata Hye-mi menyanykan lagu ulang tahun yang dinyanyikannya untuk Jin-guk kecil.
Ia menyanyikannya dengan sepenuh hati karena untuk Jin-guk. Jin-guk pun mengenali lagu itu dan tersenyum. Ia menyadari Hye-mi sudah ingat masa kecil mereka. Guru-gurunya pun tercengang. Jin-man mengira Hye-mi latihan diam-diam sejak lama sedangkan Oh-hyuk mengetahui Hye-mi menyanyikan lagu itu untuk seseorang. Nilainya? 100!! Hye-mi menang^^
Sam-dong melirik ke arah Baek-hee. Baek-hee terihat seperti bom yang siap meledak. Demikian juga Kepsek Shi yang tidak suka mendengar hasilnya apalagi semua siswa kelas percobaan mendapat nilai baik. Guru Shi berkata kalau begini, siswa kelas percobaan bisa ikut pertunjukkan. Kepsek Shi tidak menginjinkannya. Ia tidak mau anak-anak itu tampil karena akan banyak pencari bakat yang hadir. Mereka hanya akan mempermalukan sekolah.
Ngga ngerti deh sama jalan pikiran si Kepsek. Kalo anak-anak yang tadinya demam panggung, anak kampung, ngga lolos audisi, terus sekarang jadi anak-anak hebat itu artinya kan sekolah pinter mendidiknya. Bukannya itu malah menaikkan derajat sekolah? Ckckck….kebencian dan iri hati memang membutakan ya Guru Shi aja mulai terlihat tidak setuju dengan ayahnya.
Hye-mi mengejar Baek-hee. Baek-hee mengira Hye-mi hendak mengambil bandulnya karena ia telah menang. Ia memegangi bandulnya erat-erat dan bersikap seperti Hye-mi saat audisi, “aku tidak akan memberikannya, aku tidak pernah menyetujui taruhan itu, itu semua hanya harapan kosongmu saja.”
Hye-mi berkata ia tidak akan mengambil kalung Baek-hee karena itu memang milik Baek-hee. Ia mengerti sekarang mengapa Baek-hee menang saat audisi jadi bandul itu memang milik Baek-hee. Hye-mi juga minta maaf telah keras kepala. Baek-hee tidak percaya Hye-mi telah berubah dan menyindir Hye-mi bersikap seperti ini karena telah menang.
Hye-mi berkata orang yang kalah selalu keras kepala. Keras kepala itu melelahkan dan buruk. Jadi ia berharap mereka tidak keras kepala lagi. Baek-hee menatap Hye-mi.
Jin-guk mencari-cari Hye-mi. Ia tidak menemukannya malah melihat beberapa anak mengerubungi loker Hye-mi. Ia bergegas menghampiri dan terkejut melihat loker Hye-mi. Penuh dengan coretan dari darah. Para siswa terkejut karena ini sangatketerlaluan. Hye-mi menang dengan jujur dan adil.
Jin-guk mengira In-sung pelakunya. Ia segera menghampirinya di ruang latihan menari dan memukulnya. Bukankah sudah kukatakan jika kau mengganggu Hye-mi lagi maka kau akan mati, serunya. In-sung berkata ia tidak melakukan apa-apa. Jin-guk sudah hendak memukulnya lagi ketika seorang teman In-sung berkata In-sung berlatih bersamanya seharian. Jin-guk merasa Hye-mi dalam bahaya.
Ia menelepon Hye-mi, namun ponsel Hye-mi tertinggal di kelas. Pil-suk, yang sedang membersihkan kelas dengan Sam-dong, mengangkatnya. Hye-mi sedang membuang sampah, kata Pil-suk, apa? Hye-mi dalam bahaya? Begitu mendengar Hye-mi dalam bahaya, Sam-dong langsung merebut ponsel itu .
Hye-mi sedang membawa tempat sampah ke tempat penampungan sampah. Ia berhenti untuk memperbaiki tali sepatunya. Dari atas seseorang memegang pot bunga. Kelihatannya ia ragu-ragu sejenak. Udah tahu dong siapa orangnya….tapi seperti sebelumnya, ia tetap menjalankan kejahatannya. Pot bunga itu meluncur jatuh ke arah kepala Hye-mi. Kancing lengan baju seragam sang penjahat, terlepas dan ikut jatuh ke bawah. Tepat sebelum pot itu mengenai Hye-mi, Sam-dong berhasil menariknya ke samping.
Hye-mi tertegun. Sam-dong bertanya, apakah Hye-mi baik-baik saja. Iya, aku baik-baik saja, kata Hye-mi bingung. Ia melihat pot bunga yang sudah jatuh berkeping-keping. Apa kau baik-baik saja, tanyanya pada Sam-dong. Sam-dong tersenyum lega, ”syukurlah….benar-benar…” Sam-dong lalu jatuh pingsan.
Hye-mi terkejut dan mengangkat kepala Sam-dong ke pangkuannya. Ia semakin kaget melihat tangannya berdarah, darah dari kepala Sam-dong. Hye-mi berteriak memanggil Sam-dong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar